ARCOM-MEDIA, Bandung. Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung menggelar aksi damai di depan Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Selasa, (25/6/2024), di jalan RE Martadinata, Kota Bandung.
Massa yang datang langsung melakukan orasi mendukung perangkat hukum di Indonesia, baik Hakim dan Jaksa untuk menghormati lembaga Peradilan.
Koordinator massa aksi Dena Hadiat mengatakan, elemen Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung merasa terusik dengan adanya Lembaga Peradilan yang dilecehkan, saat sidang kasus penipuan dan penggelapan dengan terdakwa Adetya alias Sasha, pada Kamis 19 Juni 2024 lalu, di mana ruang sidang dipadati pendemo yang merupakan pendukung Terdakwa, serta Terdakwa keluar dari ruang sidang saat tim kuasa hukum keluar dan menolak melanjutkan sidang.
“Kami bergerak untuk menyelamatkan Lembaga Peradilan yang bersih yang sehat, dengan kejadian adanya aksi demo di dalam ruang sidang, kami meminta Ketua PN Bandung untuk tegas melanjutkan persidangan sesuai dengan kontruksi hukum kasus yang ditangani,” kata Dena Hadiat, dalam pernyataannya kepada awak Media, Selasa, (25/6/2024).
Dena Hadiat menambahkan, aksi damai dilakukan sebagai bentuk dukungan moril kepada penegakan hukum di Indonesia tanpa ada intervensi, “Kami akan mendukung langkah pengadilan tanpa intervensi pihak manapun,” tegasnya.
Lebih lanjut Dena Hadiat menilai Lembaga penyelengara peradilan harus di hormati guna menegakkan hukum dan keadilan yang mengatur penindakan terhadap perbuatan, tingkah laku, sikap dan atau ucapan yang dapat merendahkan dan merongrong kewibawaan, martabat dan kehormatan badan peradilan yang di kenal sebagai “Contemp of Court”.
“Peristiwa yang dilakukan pengacara terdakwa dengan cara meninggalkan ruang sidang bersama terdakwa merupakan preseden buruk serta penghinaan dan menjatuhkan kewibawaan, martabat penyelengara peradilan dalam penegakan hukum,” tegas Dena Hadiat.
Dalam aksi damai tersebut, Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung mengeluarkan sembilan pernyataan sikap dalam menyikapi kasus penipuan dan penggelapan dengan orang terdakwa Adetya alias Sasha.
Sembilan pernyataan tersebut yakni:
1. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung menghargai segala proses hukum yang sedang berjalan dan mendukung transparansi dalam persidangan kasus Adetya alias Sasha.
2. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung mendesak agar semua pihak, termasuk majelis hakim, jaksa, dan pengacara, untuk menjunjung tinggi prinsip keadilan dan profesionalisme dalam menangani kasus ini.
3. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung mendesak Pengadilan Negeri Bandung khususnya bagi majelis hakim yang mengadili perkara tersebut untuk bersikap tegas dan menjalankan proses persidangan sesuai dengan hukum yang berlaku.
4. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung menyikapi terkait penundaan sidang akibat adanya massa yang ricuh dalam persidangan adalah pelecehan terhadap pengadilan, ini menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Indonesia, penegakan hukum adalah hal yang tidak boleh di intervensi, hal ini menjadi bagian dari komitmen kami bahwa Indonesia adalah negara hukum.
5. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung meminta agar Adetya Yessy Seftiani alias Sasha menjalankan segala proses hukum yang berlaku di indonesia, karena pada dasarnya seluruh masyarakat di Indonesia wajib mengikuti hukum yang berlaku.
6. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung menentang keras atas perilaku Adetya Yessy Seftiani alias Sasha yang berlindung di balik isu perempuan dan melibatkan atau menyeret masyarakat yang tidak tahu menahu dalam persoalan ini.
7. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung akan terus mengawal, mendorong serta mendukung Pengadilan Negeri Kota Bandung untuk menegakan keadilan sesuai dengan aturan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung mendorong aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh, mengingat nilai transaksi yang mencapai miliaran rupiah dan dampaknya terhadap masyarakat.
9. Kami Forum Komunikasi Aktivis Pemuda dan Mahasiswa Bandung menuntut agar hukum ditegakkan secara adil, tanpa memandang status sosial atau ekonomi pihak yang terlibat.
Sidang kasus penipuan dan penggelapan dengan Terdakwa Adetya alias Sasha sendiri akan digelar Selasa 25 Juni 2024 dengan agenda pemeriksaan saksi, dimana pada sidang Kamis 19 Juni 2024 lalu sidang ditunda karena adanya aksi walk out tim kuasa hukum Adetya.
Saat persidangan kasus penipuan dan penggelapan yang digelar Selasa 25 Juni 2024 diruang sidang III pengadilan negeri Bandung, dengan Terdakwa Adetya Alias Sasha, menghadirkan empat orang saksi.
Ketiga saksi yang sedianya akan memberi keterangan di Pengadilan yakni Mariana Chandra, S.H.,M.Kn (Notaris Kabupaten Bandung Barat), Reza Imran Fauzi, S.H.,M.Kn (ASN BPN Kantor Pertanahan Kota Cimahi) dan Ilena Tjandra (Agen J Property).
Salah satu saksi Reza Imran Fauzi mengaku kesal dengan sidang yang sudah dua kali ditunda.
“Ya ditunda sampai dua kali, dan ini membuat saya kesal dan cukup menyita waktu, apalagi saya sudah dipindah tugas ke Ciamis, perihal ini pun sudah saya sampaikan ke Ketua Majelis Hakim saat sidang pada Kamis 19 Juni 2024 lalu,” pungkas Reza. (RED)