ARCOM-MEDIA Bandung. Enam pemanjat tebing profesional yang tergabung dalam Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) telah memulai misi ambisius mereka untuk mengibarkan bendera Merah Putih di salah satu tebing tertinggi dan paling berbahaya di dunia.
Ekspedisi yang didukung penuh oleh EIGER Adventure ini membawa nama Indonesia menuju Puncak Nameless Tower, atau dikenal sebagai Trango Tower, yang merupakan bagian dari Pegunungan Karakoram di Gilgit-Baltistan, Pakistan.
Tim IBEX telah bertolak menuju Pakistan pada Minggu, 13 Juli 2025, dengan tujuan menaklukkan Trango Tower yang menjulang setinggi 6.286 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tebing ini dikenal sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia karena kombinasi ketinggian ekstrem, elevasi rute yang menantang, cuaca tak terduga, dan struktur bebatuan yang sangat curam.
Ekspedisi Merah Putih Trango Tower 2025 (EMPTT) akan melalui jalur pemanjatan terberat yang diberi nama Eternal Flame. Para pemanjat profesional ini akan berjuang memanjat tebing sepanjang 1.100 meter secara vertikal.
Perjalanan ekspedisi dimulai dengan keberangkatan pada 13-14 Juli 2025, dilanjutkan dengan trekking menuju basecamp pada 17-19 Juli 2025.
Fase krusial pemanjatan tebing ekstrem dijadwalkan berlangsung pada 25 Juli hingga 10 Agustus 2025, dimulai dari titik awal pemanjatan di atas 5.000 mdpl dengan kadar oksigen yang sangat tipis.
Puncak misi ini adalah pengibaran Sang Saka Merah Putih di titik tertinggi Trango Tower sebagai hadiah istimewa untuk HUT RI ke-80.
EIGER Adventure, sebagai merek penyedia perlengkapan luar ruang yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pemanjatan di Indonesia, menyatakan dukungannya secara penuh.
“EIGER Adventure mendukung penuh ekspedisi luar biasa ini. Ekspedisi yang menurut kami menjadi salah satu kebanggaan bagi para pejuang panjat tebing Indonesia,” kata Chief Operating Officer EIGER, Mario Pratama, Minggu, (13/7/2025), di Bandung.
“Berbagai tantangan mulai dari cuaca ekstrem, tingkat kesulitan, ketinggian Trango Tower di atas 6.000 mdpl, dan medan pemanjatan yang sangat terjal telah membawa panjat tebing di Indonesia bukan hanya sebatas olahraga, tapi juga penghormatan bagi sejarah panjat tebing di negeri ini,” ujar Mario Pratama.
Sejak tiba di titik permulaan ekspedisi, tim IBEX diperkirakan akan menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Suhu di siang hari diperkirakan berkisar antara minus 4 hingga 7 derajat Celsius, dan akan terjun bebas di bawah titik beku pada malam hari.
Kondisi ini diperparah dengan curah hujan tinggi di Pakistan serta pencairan gletser yang membuat jalur pemanjatan Trango Tower semakin berbahaya.
Freden Sembiring, Ketua IBEX sekaligus ketua EMPTT 2025, menegaskan, enam pemanjat profesional dari IBEX telah dibekali dengan kemampuan vertical rescue dan evakuasi di medan terjal untuk mengantisipasi kondisi darurat.
“Semua persiapan ekspedisi Trango Tower ini telah sampai titik matangnya, setiap anggota pun bisa memimpin evakuasi di medan terjal apabila terjadi kejadian emergency, kami telah menyiapkan latihan fisik dan mental selama dua tahun demi kesuksesan ekspedisi ini,” ujar Freden Sembiring.
Ekspedisi Merah Putih Trango Tower (EMPTT) 2025 yang didukung oleh EIGER Adventure ini berambisi untuk menjadikan Merah Putih sebagai bendera pertama dari negara Asia yang berhasil memanjat jalur Eternal Flame menuju puncak Trango Tower.
“Sampai hari ini, hanya segelintir pemanjat dari Eropa yang berhasil menembus rute tersulit Nameless Tower di kompleks Trango Tower, wilayah utara Pegunungan Karakoram, Gilgit-Baltistan, Pakistan,” ungkap Freden.
“Ini bukan hanya untuk IBEX, tapi untuk negeri tercinta ini, Indonesia, panjat tebing menjadi bagian hidup kami, oleh karena itu sepanjang hidup, kami akan terus memanjat tebing,” pungkas Freden. (BRH)