ARCOM-MEDIA, Jakarta. Kepemimpinan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jawa Barat resmi berganti, Daud Yusuf kini dipercaya memimpin LMDH Jabar, menggantikan Nace Permana yang naik ke level nasional sebagai Ketua LMDH Indonesia, pergantian ini mendapat sambutan positif, termasuk dari Ketua Kujang Sang Prabu, Bebeng D Suryana.
Dalam pernyataan resminya di Jakarta, Kamis, (11/12/2025), Bebeng D Suryana menyampaikan ucapan selamat kepada dua tokoh tersebut, Bebeng mengapresiasi Daud Yusuf atas amanah baru memimpin LMDH Jabar sekaligus memberikan penghargaan kepada Nace Permana atas terpilihnya sebagai Ketua LMDH Nasional.
Bebeng menegaskan, pelestarian hutan merupakan tugas bersama, “Seluruh elemen masyarakat harus terus menjaga kelestarian hutan, karena hutan mampu mencegah bencana longsor dan banjir,” ujarnya.
Bebeng juga memberikan apresiasi terhadap kiprah LMDH Jabar selama ini, termasuk peran penasehat yakni Eka Santosa, menurut Bebeng, kontribusi LMDH Jabar dalam menjaga kelestarian dan produktivitas hutan sudah terlihat nyata, namun tantangan ke depan akan semakin kompleks.

Bebeng mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi dinamika kebijakan, Bebeng menekankan, LMDH Jabar harus terus mencermati perubahan regulasi sektor kehutanan dan memperkuat kolaborasi dengan berbagai lembaga.
Dengan hadirnya kepemimpinan baru, Ketua Kujang Sang Prabu berharap LMDH Jabar dapat bertransformasi, terutama dalam memperkuat pola kemitraan kehutanan.
“LMDH Jabar diharapkan mampu mendorong model kemitraan yang membuat pengelolaan hutan semakin produktif, lestari, dan memberi nilai tambah bagi masyarakat,” tegas Bebeng.
Optimisme tersebut tidak lepas dari keberhasilan Paguyuban LMDH Jawa Barat melaksanakan roadshow ke 13 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai upaya memperkuat komunikasi, kolaborasi, dan kapasitas kelembagaan desa, program tersebut dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan hutan.

Meski banyak capaian, Bebeng mengingatkan bahwa pekerjaan besar masih menanti, isu penting seperti mekanisme bagi hasil kayu dan pengembangan usaha agroforestri masih perlu dibenahi, “Pengelolaan hutan harus berjalan seimbang antara aspek ekologi, sosial, dan ekonomi,” tegasnya.
Bebeng mendorong LMDH Jabar mengambil peran strategis dalam rantai nilai produk hutan non kayu, seperti kopi, gula aren, dan hasil agroforestri lainnya, bahkan, LMDH Jabar didorong membentuk entitas bisnis mandiri yang dapat berfungsi sebagai offtaker hasil panen masyarakat.
Menutup pernyataannya, Bebeng menegaskan pentingnya koordinasi dan sinergi berkelanjutan, “LMDH Jabar harus terus memperkuat koordinasi, sinergi, dan kemitraan dalam menjaga keberlanjutan hutan di Jawa Barat.”
Dukungan dari Kujang Sang Prabu ini diharapkan dapat menjadi energi baru bagi LMDH Jabar dalam menciptakan hutan yang lestari, produktif, dan menyejahterakan masyarakat desa hutan. (RED)








