ARCOM-MEDIA, Bandung. Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menggelar Wisuda Semester Gasal Tahun 2024, Sabtu, (12/10/2024), di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Kampus ISBI Bandung, jalan Buah Batu Kota Bandung.
Pada Wisuda Semester Gasal Tahun 2024 ISBI Bandung melepas 295 wisudawan dari berbagai program studi, seperti diketahui Wisuda menjadi tanda pencapaian penting bagi para Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka dengan penuh dedikasi.
Lulusan ISBI Bandung diharapkan mampu berperan aktif dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Indonesia, serta membawa kreativitas mereka ke tingkat nasional dan internasional.
Wisudawan dilantik oleh Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung berdasarkan Keputusan Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Nomor 3346/IT8/HK.02/2024 tentang Penetapan Wisudawan dan Wisudawati Periode Semester Gasal Program Diploma, Sarjana, Sarjana Terapan dan Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Tahun 2024.
Tahun 2024 ini ISBI Bandung meluluskan Mahasiswa dari berbagai program studi, yakni:
- 29 wisudawan dari Program Studi Seni Tari (S1)
- 6 wisudawan dari Program Studi Tari Sunda (D4)
- 50 wisudawan dari Program Studi Seni Karawitan (S1)
- 35 wisudawan dari Program Studi Seni Teater (S1)
- 15 wisudawan dari Program Studi Angklung dan Musik Bambu (D4)
- 13 wisudawan dari Program Studi Seni Rupa Murni (S1)
- 37 wisudawan dari Program Studi Tata Rias dan Busana (D4)
- 5 wisudawan dari Program Studi Kriya Seni (D3)
- 44 wisudawan dari Program Studi Antropologi Budaya (S1)
- 43 wisudawan dari Program Studi Televisi dan Film (D4)
- 18 wisudawan dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2)
Dari segi prestasi akademik, banyak Wisudawan yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan predikat “Pujian”, yaitu sebanyak 225 orang (76,27%), sementara 70 orang (23,73%) lainnya berhasil meraih predikat “Sangat Memuaskan”.
Di antara lulusan terbaik, empat wisudawan meraih prestasi tertinggi berdasarkan fakultas asal mereka, yaitu:
- Aulia Nur Afifah, Program Studi Antropologi Budaya, dengan IPK 3,95 (Fakultas Budaya dan Media)
- Luqiani Octavia Pratiwi, Program Studi Tata Rias dan Busana, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Rupa dan Desain)
- Karima, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Pertunjukan)
- Jamaludin Al Gurhan, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas SeniPertunjukan)
Untuk program magister, Ilham Haruna dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni meraih IPK tertinggi, yaitu 3,97.
Rektor Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., dalam pidatonya mengatakan, ISBI Bandung berterima kasih kepada para orang tua Wisudawan yang telah memilih dan mempercayakan putra-putrinya berkuliah di ISBI Bandung.
“Kami jajaran pimpinan dan civitas akademika yang mengasuh dan menjaga Mahasiswa selama ini merasa banyak kekurangan dalam pelayanan, sehingga kami mohon maaf atas berbagai kekurangan dan ketidakcermatan selama melayani Mahasiswa-Mahasiswi ISBI Bandung,” ujar Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Lebih lanjut Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati berharap di tahun-tahun mendatang pihaknya dapat belajar dan terus mengejar ketertinggalan, agar dapat mengarahkan institusi jauh lebih baik, “Kami mohon dorongan dan doa berbagai pihak untuk kemajuan kampus ISBI Bandung,” ujarnya.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menjelaskan, Upacara Wisuda merupakan sebuah prosesi atas keberhasilan setelah melaksanakan pendidikan di ISBI Bandung.
“Kami merasa apa yang kami berikan hanya sedikit, karena pembelajaran dan perolehan ilmu yang sebenarnya terdapat di kehidupan nanti, apresiasi, langkah, metode yang diajarkan di ISBI Bandung semoga dapat menjadi pisau bedah dalam melakukan aktivitas maslahat bagi masyarakat dalam kehidupan nyata,” kata Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
“Mari kuatkan niat untuk mengabdikan diri pada masyarakat, bangsa dan negara bahwa apa yang Wisudawan lakukan ke depan adalah untuk terwujudnya cita-cita luhur memajukan negara ini,” kata Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menambahkan, saat ini ada payung hukum Undang undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, “Para Wisudawan dapat menjadi kontributor di dalamnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menjelaskan, Indonesia memiliki bidang Ekonomi kreatif sebagai penghasil devisa terbesar negara dengan 17 sub sektor di dalamnya.
“Peningkatan sektor Pariwisata menjadi canangan pemerintah, dan semua itu adalah lahan pekerjaan bagi para Wisudawan, dan saat ini ada seorang Alumni ISBI Bandung menjadi Anggota DPR RI dan menjadi ketua Gekraf Nasional, jadi mari kita bergerak bersama untuk memajukan kesenian, kebudayaan bersinergi dengan gerakan ekonomi kreatif agar kita mampu hidup dan menghidupi kesenian dan kebudayaan kita dengan lebih kreatif,” ujar Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menambahkan, dari 17 sub sektor yang ada di Ekraf tersedia SDM dan kompetensinya dari lulusan ISBI Bandung, “Oleh karena itu, mari kita bergerak secara bersama dalam pemajuan kebudayaan,” tegasnya.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati mengungkapkan, Indonesia adalah negara Adi Budaya seperti pengakuan UNESCO, sehingga modal budaya luar biasa memerlukan tenaga-tenaga kreatif untuk meningkatkannya.
“Kebudayaan akan menjadi modal sosial yang berdaya saing dengan bantuan kerjak keras dan pendekatan khas anak muda untuk mengembangkannya, karena dunia sekarang jauh lebih terbuka dengan berbagai pekerjaan sesuai perkembangan zaman, freelancer, youtuber,dan media sosial dan mode digital lainnya dapat menjadi ajang pekerjaan kreatif kita, tinggal bagaimana kita ambil peran aktif di dalamnya, di luar pekerjaan konvensional lainnya,” ujar Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Lebih lanjut Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati mengungkapkan, saat ini banyak aktivitas dan konten yang dapat bersinergi dengan perubahan zaman di era Digital, “Generasi sekarang adalah generasi melek digital dan kita dapat memanfaatkan nya secara maksimal, tumbuhkan rasa percaya diri bahwa kita mampu dan dapat berdaya saing dalam menghadapi perubahan zaman,” ujarnya.
“Indonesia adalah negara Adibudaya, hanya dengan seni budaya kita memiliki kekuatan berdaya saing di kancah internasional, mari bergerak bersama dengan gerakan ekonomi kreatif agar dapat bersinergi melakukan perubahan untuk pemajuan kebudayaan karena para Wisudawan adalah agent of change dalam pemajuan kebudayaan,” tegas Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati di akhir pidatonya memberikan penutup, “Anakking, bral miang, medal ngajomantara, jung ngapung nu luhur ka uwung-uwung, mangsa ayeuna dunya geus kabuka, ukur dina budaya urang bakal digjaya”. (BRH)