ARCOM-MEDIA, Cimahi. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) di tengah keprihatinan nasional akibat rangkaian bencana alam yang melanda berbagai daerah di Indonesia, berkesempatan memperingati Hari Juang TNI AD Tahun 2025 dengan nuansa sederhana namun sarat makna.
Upacara digelar khidmat di Lapangan Manunggal Brigif 15/Kujang II, Cimahi, dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., didampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kosasih, S.E., selaku tuan rumah.
Mengangkat tema “TNI AD Manunggal dengan Rakyat untuk Indonesia Bersatu, Berdaulat, Sejahtera, dan Maju”, peringatan Hari Juang tahun ini menjadi penegasan komitmen TNI AD untuk terus mengabdi kepada bangsa dan negara, khususnya di tengah situasi sulit yang dihadapi masyarakat.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang kerap dirayakan dengan pesta rakyat, peringatan Hari Juang TNI AD 2025 dilaksanakan secara lebih sederhana.

Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan wujud empati TNI AD terhadap kondisi bangsa yang sedang berduka.
“Hari Juang biasanya kita rayakan dengan berbagai kegiatan bersama masyarakat, namun saat ini banyak saudara-saudara kita yang terdampak bencana, karena itu, peringatan tahun ini kita laksanakan secara sederhana sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas,” ujar Kasad.
Kesederhanaan tersebut justru mempertegas makna Hari Juang sebagai momentum refleksi atas peran strategis TNI AD, terutama dalam membantu masyarakat saat menghadapi bencana dan kondisi darurat.
Kasad menegaskan, keberadaan satuan TNI AD hingga ke pelosok wilayah menjadi kekuatan utama dalam merespons cepat berbagai bencana alam.

Dengan satuan yang telah berada di daerah, prajurit dapat langsung bergerak tanpa harus menunggu mobilisasi dari wilayah lain.
“Rekan-rekan media dapat melihat langsung bagaimana prajurit kita bekerja di lapangan, karena satuan sudah berada di wilayah, penanganan bisa dilakukan lebih cepat,” ujar Kasad.
Meski demikian, Kasad tidak menampik adanya keterbatasan, khususnya terkait ketersediaan sarana dan prasarana teknis seperti alat berat, jembatan darurat, serta peralatan pendukung lainnya yang sebagian besar masih harus didatangkan dari Pulau Jawa.
Namun, keterbatasan tersebut tidak menyurutkan semangat dan dedikasi prajurit TNI AD dalam membantu masyarakat.
Kasad juga mengungkapkan pengalamannya mendampingi Presiden RI meninjau langsung lokasi bencana di sejumlah wilayah, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, hingga Jawa Barat, sebagai bukti bahwa kehadiran TNI AD di tengah rakyat tidak pernah berhenti.

Peran TNI AD dalam penanganan bencana tidak hanya terbatas pada fase tanggap darurat, hingga pertengahan Desember 2025, TNI AD telah berhasil memfungsikan kembali sejumlah jembatan besar yang terdampak bencana, serta menargetkan puluhan jembatan lainnya rampung pada awal 2026 dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kasad juga menyampaikan amanah Presiden RI kepada TNI AD untuk terlibat aktif dalam pembangunan infrastruktur darurat nasional, khususnya jembatan, di berbagai wilayah Indonesia.
Target jangka panjang yang dicanangkan mencapai 1.500 hingga 2.000 jembatan, sebagai upaya memperkuat konektivitas dan mempercepat pemulihan wilayah terdampak bencana.
Upacara peringatan Hari Juang TNI AD ke-80 Tahun 2025 ini dihadiri oleh prajurit TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, ASN, Komponen Cadangan, Forkopimda Jawa Barat dan Kota Cimahi, Persit Kartika Chandra Kirana, serta unsur masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan media.
Kehadiran berbagai elemen tersebut menegaskan pesan utama Hari Juang, bahwa kekuatan TNI AD tidak hanya terletak pada alutsista, tetapi pada kemanunggalan yang kokoh dengan rakyat.
Melalui momentum Hari Juang ini, TNI AD meneguhkan kembali komitmennya untuk terus hadir, bekerja, dan mengabdi tanpa pamrih, demi terwujudnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, sejahtera, dan maju.
Pada kesempatan tersebut, Kasad bersama Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Uli Simanjuntak juga menyerahkan bantuan kursi roda kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), warakawuri, serta bantuan sosial lainnya. (RED)








