Pemahaman tentang standar uji emisi mesin bensin dan diesel menjadi semakin penting, terutama di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan dan regulasi pemerintah terkait polusi udara. Keduanya menggunakan metode pemeriksaan yang berbeda karena karakteristik pembakaran serta jenis polutannya juga tidak sama. Artikel ini membahas secara lengkap perbedaan metode pengukuran uji emisi bensin dan diesel, parameter yang diuji, hingga alasan teknis mengapa kedua mesin ini diperlakukan berbeda.
Kunjungi Juga: sewa mobil bulanan jakarta
Mengapa Uji Emisi Perlu Dilakukan?
Uji emisi merupakan proses pengukuran jumlah gas buang yang dikeluarkan kendaraan. Tujuannya untuk memastikan kendaraan tidak menghasilkan polusi melebihi batas yang diperbolehkan oleh pemerintah.
Beberapa alasan pentingnya uji emisi:
- Menekan polusi udara
Kendaraan bermotor menyumbang persentase besar terhadap pencemaran udara, terutama di kota besar. - Menjaga performa mesin
Hasil emisi yang buruk biasanya mengindikasikan adanya masalah pada sistem pembakaran. - Memperpanjang usia mesin
Pembakaran yang efisien akan membuat komponen mesin lebih awet. - Memenuhi regulasi pemerintah
Banyak kota besar kini menerapkan aturan lolos uji emisi sebagai syarat perpanjangan izin operasional kendaraan.
Perbedaan Dasar Mesinnya: Bensin vs Diesel
Sebelum melihat standar uji emisinya, penting memahami perbedaan karakteristik kedua jenis mesin.
H3: Cara Kerja Mesin Bensin
- Menggunakan spark plug (busi) untuk menciptakan pembakaran.
- Campuran udara dan bensin diatur sistem injeksi agar pembakaran lebih presisi.
- Pembakarannya cenderung menghasilkan gas buang berupa CO (karbon monoksida), HC (hidrokarbon), dan CO₂.
Cara Kerja Mesin Diesel
- Pembakaran terjadi akibat kompresi udara yang sangat tinggi, tanpa busi.
- Lebih efisien dalam proses pembakaran.
- Gas buang yang dominan adalah PM (Particulate Matter/partikel halus), NOx (nitrogen oksida), dan CO₂.
Karena karakter polutan berbeda, maka standar pengukuran untuk keduanya juga berbeda.
Kunjungi Juga:
Metode Pengukuran Uji Emisi Mesin Bensin
Uji emisi kendaraan bensin umumnya lebih fokus pada gas hasil pembakaran yang tidak sempurna. Pemeriksaan dilakukan menggunakan gas analyzer.
Parameter yang Diuji pada Mesin Bensin
Berikut parameter utama: sewa mobil bulanan cikarang
- CO (Carbon Monoxide)
Muncul dari pembakaran tidak sempurna. Semakin tinggi CO, mesin semakin tidak efisien. - HC (Hydrocarbon)
Mengindikasikan adanya bensin yang tidak terbakar. - CO₂ (Carbon Dioxide)
Menggambarkan tingkat efisiensi mesin. Semakin tinggi CO₂, semakin sempurna pembakaran.
Standar Pengukuran Uji Emisi Bensin
Beberapa standar umum yang diterapkan:
- Idle test
Kendaraan diuji dalam kondisi stasioner tanpa beban. - Limit CO berkisar antara 0,5% hingga 1,5% tergantung tahun produksi.
- Limit HC berkisar antara 200–400 ppm.
Alat dan Prosedur Pengukuran
- Gas buang dihisap menggunakan probe pada knalpot.
- Sensor membaca kadar CO, HC, dan CO₂.
- Hasil langsung muncul pada layar analyzer.
Proses ini berlangsung cepat, biasanya kurang dari lima menit.
Metode Pengukuran Uji Emisi Mesin Diesel
Untuk mesin diesel, pengukuran emisi tidak fokus pada gas, melainkan kekeruhan asap karena partikel pembakaran yang keluar dari knalpot.
Parameter yang Diuji pada Mesin Diesel
- Opasitas (Kejelasan Asap)
Satuan yang digunakan adalah % opacity atau k-value, menunjukkan tingkat kegelapan asap. - NOx (Nitrogen Oxides)
Pada pengujian tertentu, terutama kendaraan baru, NOx diuji menggunakan alat khusus.
Standar Pengukuran Diesel
Perbedaan standar untuk diesel antara lain:
- Metode free acceleration test
Mesin di-rev maksimal (tanpa beban) untuk melihat kepulan asap. - Opasitas maksimal biasanya berada pada kisaran 40%–70%, tergantung standar pemerintah.
Alat dan Prosedur Uji Emisi Diesel
- Alat yang digunakan adalah smoke meter.
- Probe dihubungkan ke knalpot.
- Pengemudi menginjak pedal gas sesuai instruksi.
- Smoke meter membaca tingkat kegelapan asap.
Uji emisi diesel cenderung lebih intens karena partikel sangat memengaruhi kualitas udara.
Mengapa Standar Pengukuran Bensin dan Diesel Berbeda?
Terdapat alasan teknis yang mendasar:
1. Proses Pembakaran
Mesin bensin menghasilkan gas polutan berupa CO dan HC akibat pembakaran yang tidak sempurna. Diesel menghasilkan partikel padat (PM) sehingga parameter utamanya adalah kegelapan asap.
2. Ratio Udara-Bahan Bakar
- Mesin bensin memakai campuran 14,7:1 sebagai standar stoikiometri.
- Mesin diesel memiliki rasio udara lebih tinggi sehingga polutannya cenderung berbeda.
3. Susunan Gas Buang
Gas buang bensin lebih bersifat gas, sementara diesel menghasilkan campuran gas dan partikel padat.
4. Regulasi Lingkungan
Negara-negara kini menekan polusi PM dari kendaraan diesel, sehingga standar diesel fokus pada asap dan NOx.
Dampak Uji Emisi terhadap Mesin dan Lingkungan
Uji emisi memberikan manfaat besar, baik bagi pemilik kendaraan maupun lingkungan.
1. Performa Mesin Terjaga
Hasil uji emisi yang buruk biasanya menandakan:
- Filter udara kotor
- Injektor bermasalah
- Pembakaran tidak sempurna
Dengan servis rutin, hasil emisi akan normal dan performa meningkat.
2. Konsumsi BBM Lebih Efisien
Mesin yang pembakarannya sempurna akan menghemat bahan bakar.
3. Lingkungan Lebih Sehat
Polusi udara berkurang sehingga kualitas udara kota meningkat.
4. Mencegah Kerusakan Sistem Emisi
Misalnya catalytic converter pada mobil bensin, atau EGR dan DPF pada mobil diesel.
Kunjungi Juga: rental mobil bulanan bekasi
Tips Lolos Uji Emisi untuk Mesin Bensin dan Diesel
Berikut beberapa langkah agar kendaraan Anda lolos uji emisi:
Tips untuk Mesin Bensin
- Gunakan bensin beroktan sesuai rekomendasi pabrikan.
- Pastikan busi, throttle body, dan filter udara dalam kondisi baik.
- Lakukan servis rutin setiap 5.000–10.000 km.
Tips untuk Mesin Diesel
- Gunakan solar berkualitas tinggi.
- Bersihkan injektor secara berkala.
- Pastikan EGR dan DPF tidak tersumbat.
Kesimpulan
Standar pengukuran uji emisi untuk mesin bensin dan diesel memang berbeda karena karakteristik pembakarannya juga berbeda. Mesin bensin mengutamakan pengukuran CO dan HC, sementara diesel fokus pada opasitas atau kekeruhan asap. Dengan memahami perbedaan ini, pemilik kendaraan dapat merawat mobilnya lebih baik, memastikan emisi tetap dalam batas aman, serta berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih bersih.
Kunjungi Juga: Rental Mobil Jakarta








