ARCOM-MEDIA, Bandung. Ketegangan internal di tubuh pengelolaan Kebun Binatang Bandung atau yang dikenal dengan Bandung Zoo semakin memanas.
Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) Bandung Zoo angkat suara dan secara tegas meminta pihak-pihak yang diduga tidak memiliki legalitas resmi untuk segera angkat kaki dari kawasan konservasi satwa tertua di Kota Bandung tersebut.
Ketua SPMD, Yaya Suhaya, menyatakan, keberadaan oknum-oknum yang mengklaim diri sebagai pengelola sah tanpa kejelasan status hukum telah menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif bagi lebih dari 100 karyawan yang selama ini setia mengabdi di Bandung Zoo.
“Dualisme ini membuat kami merasa bingung, tidak fokus dalam bekerja, tidak nyaman bahkan ada rasa takut salah,” ungkap Yaya Suhaya, Selasa, (17/6/2025), di Kawasan Bandung Zoo.
“Dalam hal ini, kami karyawan mempertanyakan legalitas pengelola karena kami tidak mau kinerja kami terganggu dengan hal-hal seperti itu,” tegas Yaya Suhaya.
Menurut Yaya Suhaya, situasi tersebut bermula sejak 20 Maret 2025, ketika muncul sebuah kelompok yang mengaku sebagai manajemen baru berdasarkan klaim hasil rapat dewan pembina Yayasan Margasatwa Tamansari.
Pihak tersebut kemudian langsung mengeluarkan sejumlah kebijakan sepihak yang dinilai mengacaukan tatanan organisasi dan alur komando yang selama ini sudah berjalan tertib.
SPMD Bandung Zoo yang telah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan dinyatakan bahwa SPMD Bandung Zoo memiliki kewajiban moral dan hukum untuk melindungi hak-hak para pekerja.
Oleh sebab itu, SPMD Bandung Zoo menuntut kejelasan terkait siapa sesungguhnya pihak yang secara sah berwenang mengelola Bandung Zoo.
“Bagaimana kami akan bekerja secara profesional?, bagaimana kami bisa fokus merawat dan menjaga satwa-satwa kalau setiap hari kami dihadapkan dengan dua perintah yang saling bertentangan?” ungkap Yaya Suhaya.
Satwa Jadi Korban, Operasional Terganggu
Yaya Suhaya menambahkan, dampak dari ketidakpastian kepemimpinan itu bukan hanya dirasakan oleh para pekerja, tetapi juga oleh satwa yang ada di kebun binatang tersebut.
Tercatat sejak Maret hingga Juni 2025, beberapa satwa dilaporkan mati, dan hal ini diduga akibat lemahnya koordinasi dan kebingungan dalam manajemen.
“Ada satwa yang mati karena mungkin koordinasi antar bagian tidak matang, dengan dualisme seperti ini, seperti ada dua matahari di satu lembaga, satwa-satwa jadi korban dari konflik kepentingan orang-orang yang kami sendiri tidak tahu legalitasnya,” ungkap Yaya Suhaya.
Menurut data internal SPMD, selama ini operasional Bandung Zoo berjalan baik di bawah manajemen lama, bahkan beberapa program konservasi dan edukasi masyarakat sempat mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan.
Namun sejak kemunculan pihak pengelola tandingan tersebut, sejumlah agenda terpaksa tertunda dan alur distribusi logistik pakan hewan pun sempat tersendat.
SPMD: Bila Legalitas Sah, Kami Akan Dukung
Menanggapi klaim pihak manajemen baru yang menyebut bahwa hasil rapat dewan pembina Yayasan Margasatwa Tamansari pada 8 Mei 2025 dan akta Yayasan No. 41 tertanggal 22 Oktober 2024 menyatakan mereka sah, Yaya Suhaya mengatakan, pihaknya tidak anti perubahan, sepanjang legalitas tersebut bisa dibuktikan secara hukum.
“Kalau memang itu sah dan dapat dibuktikan secara hukum, kami justru akan mendukung sepenuhnya, tapi jangan ada klaim-klaim sepihak yang malah membuat resah dan mengacaukan pekerjaan kami di lapangan,” ujar Yaya Suhaya.
Desakan Kepada Pemerintah Kota dan Kementerian Lingkungan Hidup
Melihat situasi yang kian tak terkendali, SPMD Bandung Zoo juga meminta Pemerintah Kota Bandung dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
Mereka berharap Pemerintah dapat memfasilitasi mediasi sekaligus mengklarifikasi pihak mana yang secara sah berwenang dalam pengelolaan kawasan konservasi tersebut.
“Jangan sampai konflik internal ini berlarut-larut karena yang dirugikan bukan hanya kami pekerja, tetapi juga masyarakat luas dan satwa-satwa yang dilindungi di sini,” pungkas Yaya Suhaya.
Saat ini, situasi di kawasan Bandung Zoo masih berjalan normal meski dibayangi ketegangan antar kelompok pengelola.
Sejumlah kegiatan edukasi tetap dilaksanakan, namun di balik itu, keresahan para pekerja tetap membayangi operasional harian. (RED)