ARCOM-MEDIA, Bandung. Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Barat, Mohammad Hartono, S.H., M.Ed., menyatakan melalui Permendikbudristek 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, pihak sekolah dan Guru berperan mencegah terjadinya kekerasan atau kenakalan pelajar di sekolah.
Hal ini dikatakan Mohammad Hartono di sela-sela Sosialisasi Permendikbudristek No 46 Tahun 2023 dan 12 Tahun 2024, dengan tema, “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”, di hari ke-2 kegiatan Festival Pendidikan Jawa Barat 2024, Kamis, (30/5/2024), di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung.
Mohammad Hartono menambahkan, apabila kekerasan atau kenakalan pelajar di sekolah dapat dicegah, maka akan terwujud lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Seperti diketahui, Festival Pendidikan Jawa Barat 2024, berlangsung selama tiga hari, sejak 29 Mei hingga 31 Mei 2024, mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB, di hari ke-2, sebelas Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Satuan Kerja (Satker) Kemendikbudristek RI menyelenggarkan kegiatannya bertema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.
Pada Kamis 30 Mei 2024, pukul 09.00-10.00 WIB atau hari ke-2, dimulai bincang edukasi “Stop Kekerasan Ciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman, Nyaman dan Menyenangkan”.
Pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB digelar talkshow atau gelar wicara “Menggali Potensi Membangun Keyakinan Diri”, menghadirkan narasumber Putri Indonesia Duta Pendidikan dan Kebudayaan 2024, Melati Tedja, dan Mojang Pinilih Jawa Barat 2012, Widya Sarasayu Kusuma Marthagiana, S.H, M.Kn.
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., mengungkapkan, untuk mensukseskan penerapan Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 di satuan pendidikan perlu dukungan semua pihak, khususnya Dinas Pendidikan hingga kepala sekolah atau guru sekolah-sekolah di daerah.
“Masih ada sekitar 370 Kepala Sekolah atau guru di Jabar yang belum menerapkan sasaran kinerja pegawai dalam Platform Merdeka Mengajar atau PMM hingga akhir Mei 2024,” ungkap Sri Wahyuningsih.
“Kami mohon segera diselesaikan, dalam rangka meningkatkan kompetensi profesi, karena berkolaborasi dan tranformasi secara bersama-sama akan menjadikan sekolah favorit yang bermutu untuk masyarakat,” pungkas Sri Wahyuningsih. (BRH)