ARCOM-MEDIA, Bandung. Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia, Rommy Fibri Hardiyanto akhirnya menanggapi Film “Vina: Sebelum 7 Hari” yang dianggap segelintir orang membuat kegaduhan.
Ketua LSF Rommy Fibri menanggapi Film Vina Sebelum 7 Hari di sela-sela Seminar, “Peran Prodi Komunikasi dalam Peningkatan Kualitas Film di Indonesia”, Kamis, (30/5/2024), di Gedung Auditorium KH Ahmad Dahlan Lt.3, Universitas Muhammadiyah Bandung, jalan Soekarno Hatta No.752, Kota Bandung.
“Lembaga Sensor Film Indonesia memandang film Vina: Sebelum 7 Hari yang belakangan menjadi viral secara konten sudah tidak ada masalah,” kata Ketua LSF Rommy Fibri di hadapan para awak Media.
“Untuk film Vina: Sebelum 7 Hari, LSF sudah memberikan keputusan film ini klasifikasinya untuk 17 tahun ke atas atau dewasa, artinya, LSF melihat film ini secara konten sudah tidak ada masalah,” ujar Rommy Fibri.
Rommy Fibri menambahkan, kalau pun ada laporan yang masuk ke Bareskim Mabes Polri melaporkan film Vina: Sebelum 7 Hari, itu merupakan hak warga negara Indonesia yang sudah diatur oleh konstitusi.
“Semua warga negara Indonesia boleh melakukan laporan, kritik, dan masukan silahkan saja menafsirkan sendiri,” ujar Rommy Fibri.
Lebih lanjut Rommy Fibri mengatakan, jika kemudian LSF ditanya apakah film Vina: Sebelum 7 Hari sudah clear sebagai sebuah film dan tontonan, kami jawab Ya, karena film ini sudah menyampaikan bahwa ada bumbu fiksinya.
Rommy Fibri menegaskan, film Vina: Sebelum 7 Hari bukanlah kategori film dokumenter murni, tapi lebih kepada film fiksi yang di dalamnya ada dramatisasi, yang dibangun menjadi sebuah film fiksi “Oleh sebab itu, LSF melihat tidak ada masalah untuk film ini,” ujarnya.
Menyinggung adanya flyer dalam promosi film Vina: Sebelum 7 Hari yang menyebutkan sebagai film yang diangkat dari kisah nyata, Rommy Fibri mengatakan, hal serupa banyak dilakukan oleh film-film lain.
“Film yang diambil dari kisah nyata tidak hanya film Vina: Sebelum 7 Hari, silahkan cari sendiri, masih banyak film lain,” ujar Rommy Fibri.
Rommy Fibri menegaskan, LSF tidak memiliki rencana untuk menarik film Vina: Sebelum 7 Hari dari peredaran, meski ada beberapa komentar bahwa film tersebut dianggap menggiring opini masyarakat.
“Siapa yang menggiring opini, siapa. Yang komentar ?, siapa yang memberikan pendapat ?, film Vina: Sebelum 7 Hari inspirasinya dari orang kesurupan kemudian direkam audionya, lalu karena dianggap menarik dan bagus, maka dijadikan film, jadi apa yang mejadikan film ini dianggap membuat kegaduhan,” kata Rommy Fibri.
“Silahkan untuk lebih jelasnya, rekan-rekan Media silahkan menonton terlebih dahulu film Vina: Sebelum 7 Hari,” pungkas Rommy Fibri. (BRH)