ARCOM-MEDIA, Bandung. Restoran Madam Hoek yang berlokasi di Jalan Kelenteng Kota Bandung mulai 6 Februari 2025 menggelar Moesik Madam setiap Kamis Malam.
Seperti diketahui, Restoran Madam Hoek yang bernuansa vintage menawarkan berbagai makanan dan minuman rumahan.
Sang pemilik Restoran Madam Hoek bernama Sylvie atau biasa disapa Madam yang pernah berkecimpung di dunia kopi mengatakan, pengunjung yang mampir ke Madam Hoek akan merasakan seperti pulang ke rumah sendiri.
Sylvie menjelaskan, nama Hoek diambil dari letak bangunannya yang berada di simpang jalan, “Bangunan ini memiliki arsitektur campuran antara Belanda dan Cina,” ujarnya.
Terkait makanan dan minuman, Sylvie menjelaskan, makanan dan minuman yang disajikan di Madam Hoek adalah semua yang menyimpan kenangan akan masa lalu, baik makanan western maupun Indonesia.
“Ada sayur lodeh dan bir pletok, sayur lodehnya tidak seperti sayur lodeh Indonesia, tetapi sayur lodeh khas Madam Hoek,” kata Sylvie, “Menu utamanya bukan terong tetapi pucuk jagung muda,” ujarnya.
“Bir pletoknya juga beda, tidak seperti bir pletok Betawi yang kental dengan rempah-rempahnya, tapi tetap hangat, karena ada jahenya,” kata Sylvie, “Nasi gorengnya juga spesial,” ujarnya.
Walau baru buka sekitar 3 bulan, tetapi Madam Hoek selalu ramai, hal ini bisa terjadi karena Madam Hoek banyak melakukan promosi di media sosial.
“Bahkan sudah ada tamu dari mancanegara yang datang ke sini, kebanyakan Asia, tetapi tidak menutup kemungkinan tamu-tamu Eropa akan datang ke kami,” kata Sylvie.
Mengingat kawasan jalan Kelenteng berlokasi di jantung kota Bandung, pastinya banyak kenangan sejarah yang terjadi di lokasi ini.
Bahkan bangunan Madam Hoek termasuk bangunan cagar budaya, jadi tidak bisa diubah semaunya
Sylvie mengatakan, dirinya baru mengetahui kalau bangunan tempat usahanya adalah bangunan bersejarah setelah rumah itu dibeli.
“Tidak ada pemberitahuan dari Pemerintah kota, harusnya ada, untung saja belum diubah-ubah bangunan ini,” ungkap Sylvie, “Baru direnovasi mengikuti bentuk bangunannya saja, karena waktu saya beli bangunan ini banyak yang rusak,” ujarnya.
Sylvie mengungkapkan, baru tiga bulan dibuka, tempat usahanya yang dibangun di bangunan cagar budaya, sudah semakin banyak pengunjung terutama pada pagi dan siang hari.
“Yang masih kurang pengunjung malam, karena kita buka hanya hingga pukul 22.00 WIB,” kata Sylvie.
Agar Madam Hoek selalu ramai, mulai 6 Februari 2025, Madam Hoek menggelar Live Music, tidak tanggung-tanggung yang digaet adalah musisi-musisi ternama Kota Bandung.
Musik yang akan disajikan Madam Hoek, juga disesuaikan dengan tempatnya agar menggugah kenangan masa lalu.
“Saya ini orang musik, waktu muda saya terlibat di event-event musik, mendiang suami saya juga musisi,” kata Sylvie.
Jadi saya rindu punya suatu tempat yang bisa menyajikan musik hidup, tetapi dengan konsep yang berbeda, karena musik yang ada sekarang tentunya tidak bisa dilepaskan dengan masa lalu,” ungkap Sylvie.
Lebih lanjut Sylvie menjelaskan, banyak musik-musik hebat di masa lalu, dan lagu-lagu hebat di masa lalu, “Kerinduan akan hal itu tentunya akan selalu ada,” ujar Sylvie.
“Saya harapkan tempat ini bisa menawarkan konsep yang berbeda, dengan suguhan musik yang berbeda,, agar tamu-tamu yang datang bisa akrab,” kata Sylvie.
“Karena live music yang ada di Madam Hoek hanya ada pada hari Kamis, maka musisi yang dilibatkan juga tidak banyak,” ungkap Sylvie.
“Konsepnya homeband, jadi musisi tetapnya hanya tiga orang, namun bisa bertambah menjadi empat musisi, tergantung alat musik apa yang akan dipakai,” ujar Sylvie.
“Kebetulan malam ini contrabass, keyboard dan vokal, tak tertutup kemungkinan ada biola atau acordeon, sesekali pastinya kami akan menampilkan musisi-musisi Bandung,” ujarnya.
“Homeband tetap, tetapi featuringnya yang berbeda-beda, pastinya konsepnya jamming,” pungkas Sylvie.
Rencananya pada Kamis, 13 Februari 2025, Madam Hoek dan Sylvie akan mengundang Walikota Bandung terpilih Muhammad Farhan, untuk datang ke Madam Hoek di jalan Kelenteng No.54 Kota Bandung, dikarenakan Sylvie akan menjelaskan kondisi di sekitar jalan Kelenteng yang dianggap masih banyak masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. (RED / ARS)