ARCOM-MEDIA, Bandung. Suasana meriah dan penuh semangat menyelimuti Eiger Flagship Store Bandung, di jalan Sumatera, Kota Bandung, Kamis, (14/8/2025).
Tepat di jantung Kota Kembang, kompetisi panjat tebing bergengsi, Eiger Independence Sport Climbing Competition (EISCC) 2025, yang memasuki tahun ke-16 resmi dibuka oleh Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid.
Acara ini bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan juga perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya.
Hadirnya Yenny Wahid, putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid ini semakin menambah semarak pembukaan EISCC ke-16.
Turut hadir dalam acara tersebut, Walikota Bandung Muhammad Farhan, Sekretaris Jenderal International Federation of Sport Climbing (IFSC) Asia Rasip Isnin, serta Senior Advisor Eiger dan salah satu pendiri FPTI Mamay Salim.
Dalam sambutannya, Yenny Wahid mengungkapkan optimismenya terhadap masa depan panjat tebing Indonesia.
Ia yakin, atlet-atlet panjat tebing Tanah Air mampu mempertahankan dominasi mereka di panggung internasional, seperti SEA Games 2025 di Thailand dan Asian Games 2026 di Jepang.
“Walaupun kita bersaing dengan banyak negara lain, kalau di kompetisi internasional seperti SEA Games, Indonesia biasanya akan meraih medali,” ujar Yenny.
Ia menambahkan, secara catatan prestasi, di hampir semua ajang tingkat Asia bahkan dunia, Indonesia selalu berhasil meraih podium, selalu berhasil meraih medali.
Lebih lanjut, Yenny berharap EISCC 2025 dapat menjadi wadah untuk menemukan bibit-bibit muda berbakat yang kelak bisa mengikuti jejak Veddriq Leonardo, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
“Semoga dari EISCC tahun ini, FPTI bisa mengidentifikasi dan menemukan anak-anak muda Indonesia yang berprestasi, bibit baru yang bakal kami rekrut untuk masuk pelatnas,” ujar Yenny Wahid, Ia pun berharap, talenta-talenta baru ini bisa menjadi andalan Indonesia di Olimpiade mendatang.
Selain membuka kompetisi, Yenny Wahid juga menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kota Bandung dapat berkolaborasi dengan FPTI dan Eiger untuk menyelenggarakan kompetisi panjat tebing berskala internasional di masa depan.
“Kita berharap ini bisa menjadi salah satu agenda bersama kita, bahkan kalau perlu, harapannya ke depannya menjadi salah satu ajang kompetisi level Asia,” tegas Yenny Wahid
Menanggapi tantangan tersebut, Walikota Bandung Muhammad Farhan menyambut dengan antusias.
“Tahun depan Yenny Wahid sudah memberikan amanat agar kita siap-siap menjadi tuan rumah kejuaraan panjat tebing Asia, makanya, Bandung akan mempersiapkan dengan baik,” ujar Farhan, Ia menyebut GOR Pajajaran dan GOR Saparua sebagai calon lokasi yang potensial.
Menurut Farhan, Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk merenovasi dan memperbaiki fasilitas panjat tebing agar memenuhi standar internasional, mengingat banyak atlet Jawa Barat seperti Raharjati Nursamsa sudah mendunia.
Rencana ini sejalan dengan misi Pemkot Bandung untuk menjadikan Bandung sebagai “City of Sport Tourism”, yang diharapkan dapat membangkitkan ekonomi dan industri lokal, seperti hotel dan perusahaan perlengkapan olahraga.
Mamay Salim, Senior Advisor Eiger dan salah satu pendiri FPTI, menjelaskan sejarah panjang EISCC, ia menuturkan, EISCC lahir pada tahun 2001 sebagai komitmen Eiger terhadap dunia panjat tebing di Indonesia.
“Tahun 2001 kami membentuk sekolah atau klub panjat Eiger Climbing Center (ECC) sekaligus menginisiasi kompetisi tahunan EISCC,” ujarMamay.
Sekolah dan kompetisi ini telah melahirkan banyak atlet nasional berprestasi, seperti Yuyun Yuniar, Wilda Baco Ahmad, dan Ronald Mamarimbing.
Menurut Mamay, EISCC bukan hanya ajang adu performa, melainkan juga wadah pembinaan atlet muda yang bertujuan mempopulerkan olahraga panjat tebing.
Setiap tahunnya, kompetisi ini selalu menarik peserta dari berbagai pulau di Indonesia untuk bersaing di kategori lead dan speed.
Rasip Isnin, Sekretaris Jenderal IFSC Asia, yang datang langsung dari Singapura, turut mengapresiasi peran Eiger.
“Sejak puluhan tahun lalu saya kenal Eiger yang selalu aktif mempromosikan panjat tebing, sudah banyak atlet Indonesia yang diberikan peluang dan ambil bagian bahkan memenangkan kompetisi EISCC,” ungkap Rasip.
Ia berharap, Eiger dapat memperluas kompetisinya hingga tingkat Asia Tenggara untuk mendorong pertumbuhan panjat tebing di kawasan tersebut. (BRH)