ARCOM-MEDIA, Bandung. Artotel Suites Aquila Bandung kembali menegaskan identitasnya sebagai hotel berjiwa seni dan gaya hidup dengan menggelar Photography Exhibition hasil kolaborasi bersama Kompakers Community.
Pameran ini resmi diumumkan dalam Konferensi Pers yang berlangsung hangat, Selasa, (9/12/2025) di Lobby Lounge Artotel Suites Aquila, Jalan Dr. Djunjunan No. 116, Kota Bandung.
Acara ini bukan sekadar ajang pamer karya, tetapi juga wujud komitmen Artotel untuk menghadirkan ruang seni yang hidup dan menjadi wadah diskusi kreatif bagi komunitas dan para pelaku seni.
General Manager Artotel Suites Aquila, Anton Susanto, menegaskan, Artotel Group memiliki karakter berbeda dibanding operator hotel lainnya karena kuatnya unsur seni dan gaya hidup dalam setiap propertinya.
“Artotel bukan hanya tempat menginap, tetapi bagian dari ekosistem seni, dengan 106 hotel di bawah Artotel Group, DNA seni selalu menjadi identitas kami,” ujar Anton Susanto.
Anton Susanto menegaskan, Artotel terbuka untuk berbagai bentuk ekspresi kreatif, mulai dari fotografi, seni rupa, bedah buku, bedah film, hingga pertunjukan musik, Anton memberikan apresiasi khusus kepada Kompakers Community yang beranggotakan para fotografer ibu-ibu.
“Cara kami melakukan branding memang berbeda, kami ingin setiap hotel memvisualisasikan identitas daerahnya, karena itu, kami selalu terbuka berkolaborasi dengan komunitas lokal maupun internasional,” pungkas Anton.
Artotel Suites Aquila diharapkan dapat berkembang menjadi ruang diskusi yang bebas, sekaligus galeri seni yang hidup sepanjang waktu.
Kurator pameran, Budi Ipung, mengungkapkan, pameran ini dirancang untuk mendorong para fotografer Kompakers keluar dari zona nyaman mereka, terutama yang selama ini akrab dengan food photography.
“Konsep awalnya adalah bagaimana para ibu ini bisa berkembang dan lebih percaya diri, kalau hanya menampilkan foto makanan, daya tariknya akan kurang di mata seni murni,” ungkap Budi.

Dengan pengalaman enam tahun menangani pameran foto nasional, Budi memilih berperan sebagai pembimbing yang memberikan ruang kreativitas tanpa memaksakan kurasi yang kaku.
“Fotografi adalah alat untuk menyatukan karakter, bukan soal siapa yang paling hebat, tetapi bagaimana karya itu jujur dan hidup,” kata Budi.
Budi menegaskan, seluruh karya merupakan hasil murni para peserta, sementara dirinya memberikan sentuhan teknis agar karya terlihat lebih kuat, Budi pun mengingatkan tentang pentingnya kejujuran di tengah kemajuan teknologi.
“AI hanya masuk ke level empat dalam fotografi, tapi bagi seni murni, karya AI tanpa sentuhan manusia tidak ada apa-apanya, jadi jangan patah semangat” ujar Budi.
Ketua Kompakers Community, Linawati, menjelaskan, komunitas fotografer ibu-ibu ini telah berkembang pesat, tersebar hingga ke berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.
“Artotel sangat estetik dan luas, kami disambut dengan sangat baik,” ujar Linawati sambil mengapresiasi kontribusi 40 fotografer yang terlibat dalam pameran ini.
Mengusung tema “11 Years Captured Moment”, pameran ini menjadi refleksi perjalanan Kompakers Bandung selama 11 tahun, dari sekadar hobi, kini banyak anggota yang berkembang menjadi fotografer profesional.
Karya yang ditampilkan mencakup beragam genre, mulai dari food photography, street, arsitektur, hingga human interest, dengan satu benang merah yang menyatukan semuanya yakni Kota Bandung.
“Wanita memiliki potensi luar biasa, pameran ini adalah bukti perjalanan itu,” pungkas Linawati dengan penuh semangat.
Pameran foto Artotel Suites Aquila dan Kompakers ini diharapkan menjadi magnet baru bagi pecinta seni dan fotografi di Kota Bandung, sekaligus menunjukkan bahwa ruang hotel dapat bertransformasi menjadi galeri kreatif yang inspiratif dan inklusif. (RED)








