• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pasang Iklan
  • Kontak Kami
  • Login
Arcom Media
Advertisement
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Arcom Media
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Dahlan Iskan Gugat Kerajaannya, Ketika Sang Raja Koran Harus Ketuk Pintu Rumahnya Sendiri

Juni 14, 2025
in Peristiwa
0
0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

ARCOM-MEDIA, Bandung. Saya Rosadi Jamani, pernah bekerja di bawah naungan Jawa Pos Group, dan pernah menginjak gedung megah Graha Pena di Surabaya, merasakan denyut nadi ruang Redaksi, menyaksikan Deadline mengejar waktu, dan mendengar nama Dahlan Iskan seperti mantra sakral di kalangan Jurnalis.

Sosoknya tak sekadar seorang Pemimpin Media, tapi Guru, inspirator, bahkan legenda hidup bagi siapa pun yang pernah bersentuhan dengan dunia Pers Indonesia.

Namun hari ini, lelaki yang pernah menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu justru menggugat secara hukum rumah besarnya sendiri, Jawa Pos.

Bukan plot sinetron, bukan kisah fiksi, tapi kenyataan yang terasa getir sekaligus absurd.

Sebuah opera sabun media yang kini memiliki nomor perkara resmi: 621/Pdt.G/2025/PN Sby, terdaftar di Pengadilan Negeri Surabaya pada 10 Juni 2025, tanggal yang pantas kita peringati sebagai Hari Tinta Nasional, karena pada hari itu tinta gugatan tumpah dari tangan sang Maestro ke atas kertas pengadilan.

Kenapa Dahlan Menggugat?

Orang mungkin berpikir soal saham, soal kursi komisaris, soal kendali editorial, atau bahkan soal uang, tapi tidak, persoalan ini justru lebih mulia sekaligus lebih memilukan, yakni dokumen.

Beberapa lembar kertas peninggalannya di Kantor Pusat Jawa Pos, dokumen pribadi maupun perusahaan yang ia tinggalkan bertahun-tahun lalu saat transisi kepemimpinan.

Dokumen yang dulu dianggap sepele, tapi kini ketika ingin diambil kembali, tiba-tiba keberadaannya menjadi misteri.

Ada, tapi tak bisa diberikan, seperti kisah cinta yang kandas, “Aku masih menyimpan kenangan, tapi kamu tak bisa memilikinya lagi.”

Berulang kali Dahlan Iskan mencoba meminta baik-baik, memakai jalur kekeluargaan, bahkan etika pertemanan di antara mantan kolega.

Tapi tak berhasil. Maka, jalan satu-satunya yang tersisa adalah lewat meja hijau, ironi yang lebih kental lagi, karena Dahlan sejatinya masih memiliki 10,2 persen saham di perusahaan tersebut, secara hitungan buku, ia masih berhak atas akses di dalamnya.

Ketika Raja Harus Antri di Gerbang Istana Sendiri

Bayangkan, seorang Dahlan Iskan yang dulu bisa menentukan wajah halaman depan, bisa memutuskan siapa Jurnalis yang berangkat ke zona perang, siapa yang duduk di meja Redaksi, kini harus antre di ruang sidang untuk memperjuangkan haknya sendiri.

Jawa Pos yang dulu menakutkan Pemerintah dengan tajuk-tajuk berani, kini diguncang oleh surat gugatan dari pendirinya.

Meski demikian, secara bisnis, media ini masih eksis, oplah harian nasional masih di atas 800 ribu eksemplar, dengan lebih dari 200 jaringan media di seluruh Indonesia.

Mereka tetap hidup, tetap mencetak berita, tetap menggerakkan mesin cetak, tapi tampaknya lupa siapa yang dulu meletakkan batu pertama.

Di antara saham mayoritas yang kini dikuasai grup besar dan figur-figur baru, nama Dahlan tinggal kenangan.

Graffiti memegang 49,04 persen, Eric Samola 8,9 persen, Goenawan Mohammad 7,2 persen, dan para pemegang saham lainnya yang mungkin tak lagi memiliki ikatan emosional seperti dulu.

Ironi Dunia Jurnalisme

Kisah ini lebih dari sekadar perkara hukum. Ini adalah potret getir dunia jurnalistik Indonesia hari ini.

Ketika seorang pionir yang dulu menggenggam idealisme dan tinta di kedua tangannya, kini harus berhadapan dengan birokrasi korporasi dan kekuasaan media yang telah berubah wujud.

Dulu, Dahlan Iskan mengajarkan kami bahwa berita harus menggigit, harus bisa merobek kedok kekuasaan, hari ini, justru ia yang harus merobek kebisuan tembok yang dibangunnya sendiri.

Di usia yang tak lagi muda, dengan riwayat transplantasi hati yang sudah menjadi bagian dari kisah hidupnya, Dahlan tetap menunjukkan satu hal, prinsip itu tidak pensiun.

Ia bisa saja diam, menyerah, atau menerima perlakuan itu sebagai kenyataan pahit, tapi ia memilih menggugat, karena bagi seorang Jurnalis, kebenaran tetap harus dicari, meski melalui jalur hukum.

Dunia Sudah Terbalik

Kini dunia benar-benar sudah jungkir balik. Wartawan berubah jadi Content Creator TikTok, idealisme Redaksi kalah oleh Clickbait dan Traffic.

Sebuah headline “5 Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Makan Mi Instan” bisa lebih diburu ketimbang laporan investigasi soal kasus korupsi miliaran rupiah.

Di tengah pusaran zaman itu, Dahlan Iskan seakan menjadi Dinosaurus yang ditertawakan karena masih memperjuangkan secarik kertas.

Namun sejarah tidak mengenal istilah “mantan.” Dahlan tetaplah Dahlan, sang pelopor, sang pejuang tinta, dan kini ia membuktikan bahwa bahkan di era digital, kertas masih bisa menggemparkan.

Tinta Itu Masih Menetes

Jika dulu tinta adalah darah para Jurnalis di medan perang berita, maka kali ini tinta itu menetes di surat gugatan perdata.

Bukan headline pagi ini, tapi sebuah dokumen gugatan di Pengadilan Negeri Surabaya yang akan tercatat dalam sejarah Pers Indonesia.

Apa yang akan terjadi? kita belum tahu, tapi satu hal pasti, Dahlan Iskan telah menulis ulang babak baru dalam hidupnya, bukan di halaman koran, tapi di lembaran pengadilan.

Dan barangkali, kita semua, Jurnalis, pembaca, dan pegiat media, perlu bercermin, bahwa tak selamanya tinta hanya tumpah di atas naskah berita, kadang, ia tumpah di meja hakim. (RED / RJ)

 

 

Jumlah Pembaca: 119
Previous Post

Pussimpur Kodiklatad Terima Kunjungan Delegasi Angkatan Darat US Army

Next Post

510 dan Alone At Last Kolaborasi Besar Penuh Kejutan di Atas Panggung

Related Posts

Liputan Kota Bandung

Galungan Combat Sport Sukses Salurkan Bakat Tarung Anak Muda Bandung

by admin
Juni 15, 2025
Liputan Kota Bandung

Liburan Sekolah Lebih Seru di Trans Studio Bandung, Wajib Coba “Jalan Pulang ke Dunia Lain”

by admin
Juni 15, 2025
Peristiwa

Abah Landoeng, Saksi Hidup Romusha, Jadi Narasumber TV Belanda, Kisahkan Luka Sejarah

by admin
Juni 14, 2025
Peristiwa

PT Mitra Citarum Air Biru Resmi Berhentikan Soedjono Kurniawan dari Jabatan Komisaris Utama

by admin
Juni 14, 2025
Hukum

Empat Pejabat dan Pengurus Pramuka Kota Bandung Jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah 6,5 Miliar Rupiah

by admin
Juni 13, 2025
Next Post
510 dan Alone At Last Kolaborasi Besar Penuh Kejutan di Atas Panggung

510 dan Alone At Last Kolaborasi Besar Penuh Kejutan di Atas Panggung

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Bank bjb Relokasi dan Resmikan Kantor KCP Sudirman Bogor

Desember 4, 2024

Wujudkan Tata Ruang Panglima dalam Pembangunan, Proses Perizinan Eiger Camp Dimulai Sejak 2021

April 4, 2025

Bank bjb Raih Penghargaan dari Infobank

November 29, 2024

Kategori

  • DPRD
  • Hotel
  • Hukum
  • Jurnalis Bela Negara
  • Kesehatan
  • Konser Musik
  • Kuliner
  • Liputan Kota Bandung
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Partai Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Peristiwa
  • Polri
  • Produk
  • Properti
  • Teknologi
  • TNI
  • Uncategorized
Arcom Media

PT Arcom Media Bela Negara
Menayangkan berita terkini dan anti hoax

Categories

  • DPRD
  • Hotel
  • Hukum
  • Jurnalis Bela Negara
  • Kesehatan
  • Konser Musik
  • Kuliner
  • Liputan Kota Bandung
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Partai Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Peristiwa
  • Polri
  • Produk
  • Properti
  • Teknologi
  • TNI
  • Uncategorized

Informasi

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Syarat Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Kontak Kami

Recent Posts

  • Galungan Combat Sport Sukses Salurkan Bakat Tarung Anak Muda Bandung
  • Liburan Sekolah Lebih Seru di Trans Studio Bandung, Wajib Coba “Jalan Pulang ke Dunia Lain”
  • Abah Landoeng, Saksi Hidup Romusha, Jadi Narasumber TV Belanda, Kisahkan Luka Sejarah

© 2023 arcom-media.com - Developed by Tokoweb.co

  • Login
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?