ARCOM-MEDIA, Bandung. Polemik keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran semakin memanas, setelah tokoh pemekaran Kabupaten Pangandaran, Eka Santosa, melontarkan kritik keras terhadap Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami.
Eka Santosa menuding Bupati Pangandaran tidak konsisten dalam menyikapi persoalan ini, bahkan menyebut omongan kepala daerah mencla-mencle atau tidak dapat dipegang.
Eka Santosa, yang juga mantan pimpinan Komisi II DPR RI, mengungkapkan keheranannya atas sikap Bupati yang kini menolak KJA.
“Sepengetahuan saya, KJA ini dirintis Unpad sejak 2016 dan selama ini tidak ada masalah, namun anehnya, sekarang Bupati justru menolak keberadaannya,” ujar Eka di Alam Santosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung, Jumat, (22/8/2025).
Menurut Eka, ketidakjelasan sikap pemerintah daerah ini menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Eka menekankan bahwa PT Pasifik Bumi Samudra (PBS), mitra Unpad, sudah melaporkan keberadaan KJA kepada Bupati.
“Sekarang malah ditolak, ini terkesan mencla-mencle, seharusnya Pemkab Pangandaran melihat sisi positif KJA, bukan menutup mata,” tegas Eka.
Selain mengkritik Bupati Pangandaran Citra Pitriyami, Eka Santosa juga menyoroti kunjungan mantan Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, bersama Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin dan sejumlah pegiat pariwisata ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, Eka menilai pertemuan tersebut salah sasaran.
“Harusnya rombongan itu menemui KKP di Jakarta, bukan Unpad,” tegas Eka, ia menambahkan, karena KJA merupakan wewenang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), seharusnya komunikasi dilakukan langsung dengan kementerian tersebut untuk mencari solusi.
Eka, yang juga bagian dari keluarga besar Unpad, merasa tidak nyaman dengan langkah tersebut.
Ia mempertanyakan pernyataan Kepala Dinas Perikanan Pangandaran yang mengaku tidak mengetahui soal KJA.
“Bagaimana mungkin bilang tidak tahu, padahal Bupatinya sudah bertemu PT PBS, jadi sebenarnya datang ke Unpad atas dasar apa dan perintah siapa?” ujar Eka dengan nada heran.
Kritik Eka Santosa juga menyasar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Eka menyayangkan kritik keras yang dilontarkan Susi kepada akademisi Unpad, ia berpendapat, Susi seharusnya memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan menteri untuk membantu penyelesaian masalah KJA dengan berkoordinasi langsung dengan KKP.
“Kalau memang tidak setuju, Susi bisa langsung berkoordinasi dengan KKP, itu kan lembaga teknis yang berwenang, sebagai mantan menteri, tentu jalurnya terbuka,” kata Eka, yang sudah menganggap Susi Pudjiastuti sebagai adiknya sejak awal 1980-an.
Meskipun demikian, Eka Santosa tetap optimistis bahwa polemik ini akan segera menemukan titik terang.
“Ingat falsafah duduluran kita, silih asih, silih asah, dan silih asuh, pungkas Eka menyerukan pendekatan yang penuh kasih, saling berbagi pengetahuan, dan saling mengasuh. (BRH / HS / MSR)