ARCOM-MEDIA, Bandung. Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung bekerjasama dengan GTKI, Himpaudi, dan IGRA menyelenggarakan Festival Story Telling Cerita Rakyat Nusantara Siswa PAUD Se-Priangan Barat, Sabtu (16/11/2024), di Gedung PGRI Provinsi Jawa Barat, jalan Talaga Bodas Kota Bandung.
Kegiatan ini merupakan strategi kebudayaan guna memperkuat ketahanan budaya di tengah gempuran budaya asing, sekaligus mengenalkan identitas dan otentisitas budaya Nusantara kepada anak-anak sejak dini.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S. Sen., M. Hum dalam sambutannya mengapresiasi penampilan anak-anak PAUD yang tampil penuh percaya diri dan penghayatan membawakan cerita rakyat nusantara.
“Anak-anak yang tampil semuanya luar biasa, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran ibu gurunya,” kata Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menambahkan, ISBI Bandung bertekad memberikan pendidikan karakter sedini mungkin, salah satunya melalui kegiatan Festival Story Telling Cerita Rakyat Nusantara.
“Saya berharap anak-anak ini akan mampu berperilaku dan berbicara dengan landasan norma dan etika luhur yang terkandung dalam cerita rakyat nusantara tersebut,” pungkas Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati.
Sedangkan Ketua Pelaksana Festival Story Telling Cerita Rakyat Nusantara Siswa PAUD Se-Priangan Barat, Rieka Sukmawati mengatakan, Kegiatan Festival Story Telling Cerita Rakyat Nusantara merupakan kelanjutan dari kegiatan lokakarya pada bulan Oktober 2024 yang diikuti perwakilan guru se-Priangan Barat.
Rieka Sukmawati menambahkan, dalam kegiatan Festival Story Telling Cerita Rakyat Nusantara, diikuti 25 siswa PAUD se-Priangan Barat yang bercerita berbagai cerita rakyat nusantara.
Lebih lanjut Rieka Sukmawati mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengatasi kesenjangan dalam pemahaman anak-anak tentang cerita rakyat Nusantara.
“Mereka bebas berkreasi secara kreatif untuk menyampaikan pesan moral yang ada dalam carita rakyat nusantara tersebut dengan gaya dan pemahaman mereka,” kata Rieka Sukmawati, “Hasilnya bisa dilihat, anak-anak dengan percaya diri menampilkan narasi dari cerita rakyat nusantara yang sudah mereka pilih,” pungkasnya.
Sedangkan Iman Soleh selalu dewan juri mengapresiasi kreativitas dari siswa PAUD yang tampil dengan segala keberaniannya, “Mereka dengan percaya diri menarasikan cerita rakyat nusantara dengan baik, dan tentunya ini adalah kerja semua tim,” ujarnya.
Iman Soleh menambahkan, dalam kegiatan ini ada yang membuat naskah cerita, aransemen musik, hingga gambar penunjangnya, sehingga cerita rakyat nusantara menjadi menarik.
Iman Soleh di akhir penjelasannya mengatakan, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat dalam perkembangan budaya, tapi juga sebagai wahana mendidik anak-anak tentang etika, moral dan norma yang ada di masyarakat ketika mereka beranjak dewasa.
“Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, tapi juga ada pendokumentasian cerita rakyat nusantara dalam sebuah tulisan,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, para peserta membawakan cerita dengan memakai baju adat nusantara, cerita yang dibawakan di antaranya, “Legenda Gunung Tampomas”, ” Timun Mas”, “Batu Menangis”, dan ” Ciung Wanara”. (BRH / DEN)