• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pasang Iklan
  • Kontak Kami
  • Login
Arcom Media
Advertisement
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Arcom Media
No Result
View All Result
Home Pemerintahan

Ketua KPPU: Persaingan Usaha Sektor ESDM dan Konstruksi Paling Rendah

Januari 7, 2025
in Pemerintahan, Peristiwa
0
0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

ARCOM-MEDIA, Bandung. Center for Economic Development Studies (CEDS) Universitas Padjadjaran mengeluarkan hasil Indeks Persaingan Usaha Tahun 2024 sebagai indikator kinerja persaingan usaha nasional, Selasa, (7/1/2025), di Bandung.

Prof. Dr. Maman Setiawan, SE., MT., Ketua Tim Survey Indeks Persaingan Usaha CEDS mengungkapkan, nilai Indeks Persaingan Usaha (IPU) mengalami kenaikan sebesar 0,04 menjadi 4,95 poin pada tahun 2024.

Artinya tingkat persaingan usaha di Indonesia masih di kategori menuju
tinggi dan hanya meningkat tipis dibandingkan tahun lalu, yakni dari angka 4,91 poin di tahun 2023.

Lebih lanjut Prof. Maman menjelaskan, sektor penyediaan akomodasi/makanan/minuman, perdagangan besar/eceran, dan jasa keuangan/asuransi ditemukan sebagai sektor-sektor dengan nilai IPU tertinggi.

Indeks di beberapa sektor seperti
energi, pertambangan, air dan pengelolaan sampah, serta konstruksi tidak berubah sebagai sektor dengan tingkat persaingan terendah.

Provinsi DKI Jakarta disimpulkan memiliki IPU tertinggi, sementara dua provinsi terujung Indonesia, Aceh dan Papua Barat tercatat sebagai provinsi dengan IPU terendah.

Berdasarkan hasil tersebut, CEDS merekomendasikan KPPU untuk konsisten melakukan kajian dan intervensi melalui saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah di sektor-sektor yang memiliki IPU rendah.

Menanggapi hasil tersebut, Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa menyampaikan, sektor dengan nilai IPU paling rendah masih cenderung sama dari tahun ke tahun, yakni
sektor energi (listrik/gas) dan sumber daya mineral, konstruksi, atau pengadaan air dan
pengolahan sampah/limbah.

Untuk itu KPPU akan terus meningkatkan monitoring, pemberian advokasi, dan jika diperlukan penegakan hukum atas sektor-sektor yang konsisten nilai IPUnya rendah, serta advokasi dan sosialisasi pada provinsi dengan nilai IPU rendah.

“Ini telah sejalan dengan prioritas KPPU sejak awal tahun lalu, dan kembali akan menjadi fokus kami di tahun ini,” kata Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa.

“Jika perlu, kami juga akan masuk ke sektor pengolahan sampah atau limbah”, ungkap Ifan, sapaan Ketua KPPU Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa

Lebih lanjut, Ketua KPPU mencatat, tekanan atas IPU 2024 berasal dari dimensi kinerja dan penawaran, penyebabnya dapat berupa meningkatnya hambatan keluar
masuk maupun potensi kartel dan persekongkolan.

Artinya, perilaku pelaku usaha atau
kebijakan pemerintah yang terlalu mengintervensi pasar perlu menjadi perhatian KPPU.

Di lain sisi, KPPU melihat, indikator riset dan pengembangan dan produktivitas di tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2023.

Hal ini perlu diwaspadai karena menunjukkan tingkat inovasi Indonesia lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Inovasi yang rendah dapat menjadi penghambat bagi pencapaian target
pertumbuhan ekonomi nasional 8% serta tercapainya Indonesia Emas 2045.

Sebelumnya Prof. Maman Setiawan juga telah melakukan penelitian dan
menyimpulkan bahwa dibutuhkan tingkat persaingan usaha atau nilai IPU 6,33 poin untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

KPPU menilai, dibutuhkan lompatan tingkat persaingan usaha dibandingkan kondisi saat ini.

“Jadi dari angka indeks persaingan usaha tahun ini, masih dibutuhkan kenaikan 1,38 poin atau sekitar 28% untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 8%, untuk itu Pemerintah wajib memandang penting persaingan usaha dan peran KPPU untuk mencapai target pertumbuhan tersebut”, pungkas Ifan.

Sedangkan Anggota KPPU, Eugenia Mardanugraha mengungkapkan, dengan angka IPU 4,95 poin, target tingkat persaingan usaha nasional dalam RPJMN sebesar 5 poin menjadi tidak tercapai.

“Angka tersebut bukan sepenuhnya dalam kontrol KPPU, karena merupakan upaya bersama lintas pemangku kepentingan,” ujar Eugenia Mardanugraha.

Eugenia Mardanugraha menjelaskan, dari indikator kelembagaan yang menjadi kontrol KPPU, angka indeks justru konsisten mengalami peningkatan hingga 5,18 poin dari sebelumnya 5,03 poin.

“Artinya ada kinerja positif KPPU dalam menunjukkan eksistensi lembaganya di hadapan publik”, ujar Eugenia.

Turut menanggapi hasil CEDS UNPAD, Direktur Perdagangan, Investasi dan
Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), P.N. Laksmi Kusumawati secara umum mengkonfirmasi bahwa persaingan usaha dapat meningkatkan produktivitas dan perlunya mendorong inovasi teknologi digital yang menyeluruh dan merata, sehingga market share perusahaan kecil dapat meningkat.

Sedangkan Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik BPS Muchammad Romzi menanggapi IPU sebagai sebuah ukuran yang cukup robust/mature dan dapat tervalidasi oleh indikator makro yang dihasilkan BPS, misalnya laju IPU 2024 dan PDB yang cukup selaras.

Diusulkan ke depannya agar survei turut dapat mencakup empat provinsi yang baru ditetapkan Pemerintah.

Sebagai informasi, IPU merupakan indikator yang menunjukkan tingkat persaingan usaha di berbagai sektor ekonomi di Indonesia.

Indeks ini merupakan merupakan satusatunya indikator persaingan usaha yang mencakup hampir seluruh provinsi di Indonesia dan atas 15 (lima belas) sektor ekonomi.

Indeks diukur melalui survei terhadap 34 (tiga puluh empat) provinsi dengan responden yang mewakili berbagai institusi seperti Kamar Dagang dan Industri, akademisi, Bank Indonesia, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi.

Survei dilakukan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) pada responden.

Dalam survei, responden akan memberikan nilai 1 hingga 7 dengan menggunakan skala semantik.

Kajian dilaksanakan dengan menggunakan konsep atau paradigma struktur, perilaku dan kinerja (SCP) industri.

Faktor lingkungan bisnis seperti peraturan, kelembagaan, faktor permintaan dan penawaran juga menjadi dimensi pembentuk IPU.

Rilis IPU 2024 ini dilakukan CEDS UNPAD di Auditorium CEDS UNPAD secara hybrid kepada para pemangku kepentingan.

Kegiatan dihadiri Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha hadir secara luring, sementara, Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa dan Anggota KPPU Rhido Jusmadi hadir secara daring.

Kegiatan juga dihadiri oleh Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik, dan perwakilan LPEM FEB Universitas Indonesia. (BRH)

 

Jumlah Pembaca: 70
Previous Post

GODA Technology Group Gelar GODA Cross Peak, Rayakan Inovasi dan Kolaborasi di 2025

Next Post

Alan Walker Brand Ambassador JETOUR

Related Posts

Liputan Kota Bandung

Galungan Combat Sport Sukses Salurkan Bakat Tarung Anak Muda Bandung

by admin
Juni 15, 2025
Liputan Kota Bandung

Liburan Sekolah Lebih Seru di Trans Studio Bandung, Wajib Coba “Jalan Pulang ke Dunia Lain”

by admin
Juni 15, 2025
Peristiwa

Abah Landoeng, Saksi Hidup Romusha, Jadi Narasumber TV Belanda, Kisahkan Luka Sejarah

by admin
Juni 14, 2025
Peristiwa

PT Mitra Citarum Air Biru Resmi Berhentikan Soedjono Kurniawan dari Jabatan Komisaris Utama

by admin
Juni 14, 2025
Peristiwa

Dahlan Iskan Gugat Kerajaannya, Ketika Sang Raja Koran Harus Ketuk Pintu Rumahnya Sendiri

by admin
Juni 14, 2025
Next Post

Alan Walker Brand Ambassador JETOUR

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

PT BUMI Resources: Batu Bara Masih Menjadi Modal Kebangkitan Ekonomi Indonesia

Juli 4, 2024

Shahadat Akbar: Mengokohkan Pers dan Bela Negara dari Jantung Jawa Barat

Juni 9, 2025
Kapen Kodiklatad Letkol Hendra Mirza Buka Literasi Digital dan Public Speaking Satjar Kodiklatad

Kapen Kodiklatad Letkol Hendra Mirza Buka Literasi Digital dan Public Speaking Satjar Kodiklatad

Februari 23, 2024

Kategori

  • DPRD
  • Hotel
  • Hukum
  • Jurnalis Bela Negara
  • Kesehatan
  • Konser Musik
  • Kuliner
  • Liputan Kota Bandung
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Partai Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Peristiwa
  • Polri
  • Produk
  • Properti
  • Teknologi
  • TNI
  • Uncategorized
Arcom Media

PT Arcom Media Bela Negara
Menayangkan berita terkini dan anti hoax

Categories

  • DPRD
  • Hotel
  • Hukum
  • Jurnalis Bela Negara
  • Kesehatan
  • Konser Musik
  • Kuliner
  • Liputan Kota Bandung
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Partai Politik
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Perbankan
  • Peristiwa
  • Polri
  • Produk
  • Properti
  • Teknologi
  • TNI
  • Uncategorized

Informasi

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Syarat Penggunaan
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Kontak Kami

Recent Posts

  • Galungan Combat Sport Sukses Salurkan Bakat Tarung Anak Muda Bandung
  • Liburan Sekolah Lebih Seru di Trans Studio Bandung, Wajib Coba “Jalan Pulang ke Dunia Lain”
  • Abah Landoeng, Saksi Hidup Romusha, Jadi Narasumber TV Belanda, Kisahkan Luka Sejarah

© 2023 arcom-media.com - Developed by Tokoweb.co

  • Login
  • Home
  • TNI
  • Polri
  • Pariwisata
  • Hotel
  • Pemerintahan
  • DPRD
  • Hukum
  • Olahraga
  • Pendidikan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?