ARCOM-MEDIA, Bandung. PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar Seminar Dokter 2024, Sabtu, (6/7/2024), di Holiday Inn Pasteur Bandung.
Acara dibuka oleh Direktur Bussiness & Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk, Dr. Indriyanti Rafi Sukmayanti, Ph.D, dilanjutkan dengan Plenary Lecture mengenai “Precision Medicine in New Era” yang dipaparkan Drs. Andi Widjaja, Ph.D, MBA yang dimoderatori dr. Maya Kusumawati, Sp.PD-KEMD.
Lalu sesi kedua mengundang dua narasumber, yaitu Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD,FINASIM, FACE mengenai “Application of Risk Assessment Based on Genomic Profile for Personal Disease Prevention” dan Prof. Dr. dr. Hikmat Permana, Sp.PD-KEMD mengenai “Clinical Application of Genomic Screening: Challenges and Opportunities” yang dimoderatori Dr. dr. Nanny NM Soetedjo, SpPD-KEMD. M.Kes.DCN.FINASIM.
Seminar ini merupakan upaya dalam menambah informasi bagi para klinisi, fokus precision medicine pada awalnya adalah untuk menyesuaikan pengobatan penyakit sesuai dengan latar belakang genetik seseorang.
Namun, saat ini precision medicine juga telah digunakan secara klinis untuk diagnosis, pengambilan keputusan terapeutik penyakit serta prediksi untuk mencegah penyakit sebelum penyakit tersebut muncul.
Prediksi risiko genetik untuk penyakit umum sebagian besar didasarkan pada penanda single nucleotide polymorphisme (SNP) yang terkait dengan kerentanan penyakit.
Prodia menjadi yang terdepan dalam pemeriksaan berbasis karakter genetik dengan meluncurkan Prodia Genomics sejak tahun 2018 dan terus berinovasi untuk menyediakan berbagai jenis pemeriksaan genomics terkini.
Prodia sebagai laboratorium domestik pertama dan satu satunya yang mengembangkan dan mengerjakan sendiri pengolahan sampel genomik di Indonesia.
Kehadiran Prodia Genomics menjadi pelengkap layanan diagnostik kesehatan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang sesuai dengan karakteristik DNA pelanggan, mulai dari pemeriksaan untuk mendeteksi risiko penyakit, gaya hidup, hingga pengobatan bagi pasien.
Pemeriksaan genomic yang tersedia di Prodia di antaranya terkait predictive preventive yaitu CArisk yang dapat membantu seseorang mengetahui risiko terhadap 13 jenis kanker.
DIArisk guna melihat risiko terhadap diabetes, TENSrisk untuk melihat risiko terhadap hipertensi, VASCULArisk untuk mengetahui risiko penyakit jantung, IMMUNErisk guna mengetahui risiko terhadap penyakit autoimun.
Prodia Bone, Muscle, and Joint Genomics guna mengetahui risiko terhadap beberapa penyakit terkait tulang, otot dan sendi.
NEUROgenomics untuk mengetahui risiko terhadap penyakit syaraf, EYEgenomics guna mengetahui risiko terhadap gangguan penglihatan, dan Prodia Wellness Genomics.
Sedangkan pemeriksaan genomik yang terkait dengan Lifestyle di antaranya ada Prodia Nutrigenomics guna mengetahui pola hidup yang cocok berdasarkan profil genomik.
Prodia Skin & Hair Genomics guna mengetahui kesehatan kulit dan rambut berdasarkan genomik, Prodia Sport Genomics.
Pada tahun ini telah diluncurkan Sleep and Stress Genomics untuk membantu seseorang mengetahui pola tidur yang paling cocok sehingga produktivitas meningkat serta mengetahui risiko kerentanan stres dan cara pengelolaan yang tepat.
Terkait dengan Pharmacogenomics, Prodia memiliki pemeriksaan CardioPGx guna mengetahui kecocokan obat berdasarkan genomik.
Melalui pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, Prodia mengiringi paradigma kesehatan ke arah personalized medicine dengan memperhitungkan variabilitas tinggi pada faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup untuk menawarkan solusi yang dipersonalisasi.
Adapun seluruh proses pengambilan dan pengolahan sampel yang diperiksakan, dilakukan di dalam negeri serta didukung dengan teknologi laboratorium dan tenaga profesional yang memenuhi kualifikasi dan memenuhi standar untuk mengolah sampel pemeriksaan genomik.
Permasalahan tersebut melandasi Prodia untuk menginisiasi seminar bersama klinisi dengan mengusung tema, “Exploring Precision Medicine through Genomics: Harnessing the Power of Genomic Analysis” di kota Bandung.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo menjelaskan mengenai peran pemeriksaan genomik terhadap penyakit, mengapa dibutuhkan pemeriksaan genomik dan apa yang didapatkan dari pemeriksaan genomik.
Sedangkan Drs. Andi Widjaja, Ph.D, MBA yang juga sebagai Founder dan Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, menjelaskan, precision medicine sebenarnya bukan hal yang baru di bidang pengobatan, namun ke depan diyakini masih akan terus berkembang.
Molecular medicine ini sudah banyak dikembangkan oleh beberapa Negara. Di Prodia, analisis pemeriksaan genomik dilakukan hingga hasil final yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola kesehatan berdasarkan profil genomik masing-masing individu.
Dr. Rina Triana selaku Product Manager PT Prodia Widyahusada menjelaskan, pemeriksaan genomik cukup dilakukan satu kali seumur hidup dan dapat dilakukan oleh individu berusia lebih dari 18 tahun.
Hasil dari pemeriksaan genomik nantinya dapat dijadikan sebagai manual book bagi seseorang untuk lebih mengetahui risiko penyakit dan langkah mitigasinya.
Diharapkan melalui seminar ini, lebih banyak klinisi yang mendapatkan informasi mendalam mengenai pemeriksaan genomik dan secara jangka panjang dapat menekan peningkatan kasus PTM.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. dr. Hikmat Permana menjelaskan, saat ini terjadi transisi penyakit yang banyak terjadi di Indonesia dari penyakit menular bergeser ke penyakit yang tidak menular seperti Diabetes, Stroke, Obesitas, dan Cancer.
Munculnya penyakit tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh pola hidup dan lingkungan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor genetik yang tidak dapat diubah.
“Kita tidak dapat mengubah genetic kita, tetapi kita dapat menggunakan hasil pemeriksaan genomik untuk memodifikasi gaya hidup agar terhindar dari penyakit,” kata Prof. Dr. dr. Hikmat Permana.
Selain seminar dokter, Prodia juga berinovasi menghadirkan aplikasi Prodia for Doctor dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi dokter untuk menunjang layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dengan menawarkan kemudahan bagi dokter dalam membuat rujukan pemeriksaan kesehatan ke Prodia, memberikan konsultasi kepada pasien, memantau riwayat hasil pemeriksaan kesehatan pasien, hingga menjadi wadah para dokter mendapatkan informasi mengenai diagnostik. (RED)