ARCOM-MEDIA, Bandung. Nama Haji AW (Asep Wawan) mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Jawa Barat.
Dikenal sebagai “Raja Sawer” karena kedermawanannya yang suka membagikan rezeki, sosok konglomerat ini ternyata menyimpan kekaguman mendalam pada Letjen Iwan Setiawan, S.E., M.M., Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif).
Kekaguman ini terungkap saat ia diwawancarai awak media di sela-sela pagelaran wayang golek yang digagas Danpussenif di Lapangan Wirotama Pussenif, Kota Bandung, Minggu, (17/8/2025).
Saat ditanya tentang lukisan Letjen Iwan Setiawan yang dibuatnya, Haji AW menyebutkan bahwa itu adalah hasil dari spontanitas.
“Saya spontanitas saja melukis Letjen Iwan Setiawan, saya itu otodidak dalam melukis, jadi tidak ada pendidikan khusus, saya basic-nya bukan dari seni,” ujar Haji AW.
Ia menambahkan, perkenalannya dengan Iwan Setiawan sudah terjalin sejak lama, jauh sebelum sang jenderal meraih pangkat Letnan Jenderal.
“Iwan Setiawan yang saat ini telah menjadi Letnan Jenderal dan menjadi Komandan Pussenif merupakan kawan sejak berpangkat Letnan Kolonel, dan dulu pernah menjabat Wadan Pusdikpassus. Jadi memang sudah kenal lama,” ungkap Haji AW.
Menurut Haji AW, Letjen Iwan Setiawan adalah sosok yang luar biasa, berjiwa sosial, dan memiliki loyalitas tinggi.
“Sosok Iwan Setiawan itu yang saya tahu adalah orang yang sangat dekat dengan masyarakat, pengabdiannya sangat tinggi terhadap TNI, sangat dekat dengan anggotanya, pastinya loyalitasnya sangat tinggi,” ungkap Haji AW.
Haji AW juga mengagumi cara Iwan Setiawan berkomunikasi dengan anggota dan masyarakat.
“Saya belum pernah dan baru kali ini melihat dan mengenal sosok Iwan Setiawan yang luar biasa, buktinya pada 17 Agustus 2025, Letjen Iwan Setiawan selaku Danpussenif menggelar pagelaran wayang golek untuk semua lapisan masyarakat, inilah satu bentuk kebersamaan Danpussenif dengan masyarakat,” tegas Haji AW.
Tak hanya mengagumi, Haji AW juga selalu mendoakan agar karier sang jenderal semakin cemerlang, “Saya selalu mendoakan kawan saya Letjen Iwan Setiawan agar kariernya semakin tinggi lagi, utamanya kesehatannya, keselamatannya, panjang usia, dan diberkahi Allah SWT,” ujar Haji AW penuh harap.
Sebagai sesama putera daerah, Haji AW merasa bangga dengan pencapaian Iwan Setiawan dan berharap sang Jenderal bisa meraih pangkat tertinggi.
“Pastinya saya mendukung dan mendoakan Letjen Iwan Setiawan selaku putera daerah, putera Sunda asli, bisa lebih tinggi lagi kariernya.
Mudah-mudahan mendapatkan bintang empat atas izin Allah SWT, dan itu harapan kita semua, kita sebagai warga Jawa Barat wajib mendukungnya,” tegas Haji AW,, “Letjen Iwan Setiawan adalah kebanggaan saya, karena saya sudah mengenal sejak lama,” ujarnya.
Kisah hidup Haji AW sendiri tak kalah menginspirasi, sebelum dikenal sebagai konglomerat dan “Raja Sawer”, ia adalah seorang yang hidup dalam kemiskinan. Ia mengaku pernah tinggal di rumah kontrakan yang sangat sempit, yang memotivasinya untuk bekerja keras hingga sukses seperti sekarang.
Saat ini, di usianya yang ke-65 tahun, Haji AW sudah pensiun dari bisnis properti dan menyerahkannya kepada anak-anaknya. “Masyarakat Jawa Barat memberi saya gelar Raja Sawer, atau gelar lainnya, tidak apa-apa itu adalah hak masyarakat. Yang penting bagaimana saya dekat dengan masyarakat dan memberikan kontribusi yang baik,” ujarnya.
Ia menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mengisi waktu luang dan berbagi rezeki. “Di medsos kita selalu melakukan berbagai sosialisasi dan berbagi rezeki, bagi sembako, dan khitanan massal. Tidak ada motivasi apa-apa hanya ibadah karena Allah SWT,” ungkap Haji AW.
Rumahnya pun dikenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman dan budayawan Sunda, dari almarhum Abah Darso, Abah Asep, Aom Koesman, hingga Kang Ibing.
Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap seni dan budaya Sunda. “Alhamdulillah dengan adanya organisasi-organisasi dan paguyuban Sunda, kebudayaan Sunda semakin baik daripada dulu,” pungkas Haji AW. (BRH)