ARCOM-MEDIA, Bandung. Restoran Madam Hoek, yang memancarkan pesona vintage dengan sajian makanan dan minuman rumahan yang hangat, merayakan hari jadi pertamanya.
Berlokasi strategis di Jalan Kelenteng No. 54 Kota Bandung, perayaan spesial ini ditandai dengan gelaran musik bertajuk Moesik Moeda “Fest at The Hoek” pada Jumat, (7/11/2025), setelah sebelumnya diawali dengan malam Jazz istimewa.
Konsistensi dalam menyajikan musik berkualitas menjadi benang merah perayaan satu tahun berdirinya Madam Hoek.
Saat ditemui awak media, Pemilik Madam Hoek, Sylvie Purnamsidi yang akrab disapa Madam menjelaskan, program musik Madam Hoek telah berjalan konsisten sejak Februari 2025, “Kami terus konsisten mencoba menghadirkan Live Musik setiap Kamis malam dan Jumat malam,” ujarnya.

Sylvie menambahkan, perayaan ini menjadi momen untuk menegaskan identitas Madam Hoek sebagai tempat hang out lintas generasi, tempat di mana pengunjung, baik tua maupun muda, bisa menikmati musik yang “worth to watch” atau layak ditonton, dalam suasana yang intim.
“Suasana rumah makan, kafe, dan jarak penonton dengan musisi dekat. Itu yang membuat pengalaman musik di sini berbeda,” ungkap Sylvie.
Rangkaian perayaan ulang tahun di Madam Hoek dibagi dalam dua malam istimewa
– Malam Jazz (Kamis, 6 November 2025), Madam Hoek yang memang telah dikenal dengan acara jazz rutin setiap Kamis malam, menghadirkan musisi-musisi papan atas.

Tampil memukau Home Band Senjazz, musisi legendaris Rio Sidik, dan Harry Toledo yang juga bertindak sebagai Music Director.
Tidak ketinggalan, artis pendatang baru Masrah turut diperkenalkan, yang telah memiliki tiga singel di YouTube dan Spotify.
“Acara ini sekaligus memperkenalkan mereka kepada penggemar musik Jazz di Kota Bandung, saya rasa Harry Toledo jarang tampil di Kota Bandung, ia hanya tampil di event spesial,” ungkap Sylvie.
– Malam Akustik Moesik Moeda (Jumat, 7 November 2025), Puncak perayaan berfokus pada talenta-talenta muda.

Madam Hoek mempercayakan acara ini kepada Nissan Fortz dan rekan-rekannya yang bersemangat muda untuk membuat acara bertajuk Moesik Moeda, “Fest at The Hoek”
Acara ini diramaikan musisi-musisi muda berbakat, termasuk Calista yang masih duduk di bangku kelas satu SMA dan telah diproduseri oleh Nissan Fortz, serta musisi berbakat lainnya, Opik Bape dan Raga Sindu. “Jadi Jumat ini musiknya anak muda,” kata Sylvie.
Selain fokus pada pengembangan musisi, Sylvie Purnamsidi juga membuka peluang besar untuk berkolaborasi dengan pihak luar, termasuk Pemerintah Kota Bandung.
“Madam Hoek open kepada siapa saja yang ingin bekerjasama, apabila program musik di Madam Hoek sejalan dengan program Disbudpar Kota Bandung, mengapa tidak berjalan beriringan,” ujar Sylvie.

Bahkan, sebelumnya Madam Hoek telah menjadi tuan rumah Focus Group Discussion (FGD) bersama rekan-rekan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), menunjukkan keseriusan untuk bersinergi.
Menanggapi kondisi ekonomi tahun 2025 yang berat, Sylvie mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas pencapaian usia satu tahun Madam Hoek.
“Seperti diketahui semua penggiat bisnis saat ini merasakan kondisi tahun 2025 sangat sulit, bahkan di dunia kuliner pendapatannya turunnya luar biasa, karena ekonomi sedang sangat sulit, banyak pemutusan hubungan kerja di mana-mana,” ungkap Sylvie.
Namun, di tengah tantangan tersebut, pihaknya tetap memegang teguh optimisme dan konsistensi.
“Saya bersyukur Madam Hoek bisa mencapai usia satu tahun, pastinya saya mencoba tetap konsisten, walaupun menurun, langganan tetap ada yang datang ke Madam Hoek,” ungkap Sylvie.
Mengakhiri wawancara, Sylvie menyampaikan harapannya untuk menghadapi masa depan, “Saya berharap kita bisa melewati tahun 2025 ini, bahkan ada yang menyampaikan tahun 2026 ekonomi akan lebih sulit lagi.
“Mudah-mudahan kita bisa lewati kondisi ini lagi, pastinya kita siap menghadapi badai, dan Madam Hoek akan selalu menyajikan yang terbaik untuk pelanggan dan pengunjung baru, baik dari kualitas makanan, dan karakter yang unik,” pungkas Sylvie yakin bahwa kekhasan Madam Hoek akan terus menjadi daya tarik di tengah maraknya restoran di Kota Bandung. (RED)








