ARCOM-MEDIA, Bandung. Badai dugaan praktik nepotisme menerpa PDAM Tirtawening Kota Bandung.
Kecurigaan publik semakin meruncing dengan adanya rekrutmen 132 pegawai baru menjelang akhir periode kepemimpinan Sonny Salimi.
Langkah ini dinilai sangat janggal karena tidak tercermin dalam rencana anggaran perusahaan tahun 2025.
Tanpa alokasi anggaran yang jelas, rekrutmen massal ini berpotensi menjadi bom waktu, membebani keuangan perusahaan dan menciptakan konflik administratif yang rumit di kemudian hari.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Edwin Sanjaya, tak tinggal diam, ia mendesak agar segera dilakukan klarifikasi dan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh keputusan strategis yang diambil di masa akhir jabatan mantan pimpinan PDAM.
“Evaluasi ini harus mencakup pemeriksaan terhadap seluruh proses manajerial dalam sepuluh tahun terakhir,” tegas Edwin, Selasa, (29/7/2025), di Kota Bandung, menunjukkan urgensi untuk membongkar akar masalah yang mungkin sudah lama terpendam.
Masyarakat Kota Bandung pun turut menyuarakan desakan kuat, masyarakat mendorong Pemerintah Kota dan DPRD untuk segera membentuk tim independen.
Tujuan tim ini bukan hanya untuk mengurai persoalan nepotisme secara objektif dan transparan, tetapi juga untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pengelolaan perusahaan air minum milik daerah yang vital ini. Citra PDAM Tirtawening kini dipertaruhkan.
Saat ini, pucuk kepemimpinan sementara PDAM Tirtawening berada di bawah kendali Dewan Pengawas.
Proses seleksi direksi baru dijanjikan akan dilakukan secara terbuka dan profesional, sebuah janji yang harus dipegang teguh untuk memastikan tata kelola perusahaan berjalan tanpa intervensi politik maupun kepentingan personal.
Harapan publik kini tertumpu pada langkah-langkah nyata untuk menjamin kepastian hukum, melindungi hak-hak pegawai yang mungkin terabaikan, dan memulihkan citra institusi yang tercoreng akibat dugaan praktik nepotisme ini.
Pemerintah Kota Bandung diharapkan dapat menjadikan momentum ini sebagai titik balik, menghadirkan reformasi manajerial yang lebih sehat, transparan, dan akuntabel di lingkungan BUMD.
Selain itu diduga terdapat 17 kerabat mantan Direktur Utama Sonny Salimi, mulai dari adik, ipar, hingga keponakan, diduga diangkat menjadi pegawai.
Isu ini langsung memantik reaksi keras dari publik dan anggota DPRD Kota Bandung, menuntut transparansi dan akuntabilitas penuh dari perusahaan daerah yang vital ini.
Indikasi kuat praktik nepotisme ini terkuak dari investigasistruktur kepegawaian PDAM Tirtawening.
Laporan tersebut menyoroti pengangkatan sejumlah pegawai ke posisi strategis yang memiliki tali kekerabatan dengan pimpinan terdahulu. rumah dijual kota baru parahyangan
Ironisnya, pengangkatan ini disebut-sebut dilakukan secara terburu-buru di penghujung masa jabatan mantan direksi, tanpa perhitungan anggaran yang matang untuk tahun berjalan maupun tahun anggaran berikutnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif di balik keputusan-keputusan strategis tersebut.
Para awak Media telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Sonny Salimi mengenai dugaan ini, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari yang bersangkutan. (RED)