ARCOM-MEDIA, Kabupaten Bandung Barat. “Salam Lestari, Lestari Alam, Gerak Bersama Jaga Bumi”, itulah salam yang selalu di gaungkan oleh para penggiat dan pecinta lingkungan hidup di “Jambore Nasional Konservasi Merah Putih 2024”, Jumat-Minggu, (9-11/8/2024), di kawasan Karst Citatah, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
Jambore Nasional Konservasi ini merupakan kegiatan kedua, di mana kegiatan yang pertama di langsungkan di Tebing 90, tahun 2023 lalu, yang lokasinya juga dikawasan karst Citatah.
“Antusiasme peserta yang membludak untuk ikut kegiatan ini, belum bisa terakomodir 100 persen, kami minta maaf kepada para rekan-rekan pencinta alam di seluruh Indonesia yang sudah berkeinginan untuk ikut hadir pada acara Jambore Nasional,” kata Ketua Panitia, Asep Komara Santosa yang akrab di panggil Adi Gondring, Jumat, (9/8/2024).
“Belum bisa kami akomodir seluruhnya, hal ini karena keterbatasan dari segi keuangan, karena masih belum banyak yang support pada acara ini, kami hanya mengandalkan dari para donator yang yang sangat konsen pada isu lingkungan hidup,” ujar Adi Gondring.
Pada Jambore Nasional Konservasi Merah Putih kali ini di hadiri oleh peserta dari berbagai daerah, di antaranya, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Yogjakarta, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan.
Sedangkan Tokoh Pemerhati lingkungan Jawa Barat, Mang Dadang mengatakan, salut luar biasa peserta Jambore Nasional Konservasi pada acara kali ini biasanya glamour dan mempesona dengan segala atribut dekoratifnya tapi pada kesempatan kali diselenggarakan apa adanya.
“Sebagaimana diinformasikan sebelumnya di media sosial dan WA Group, bahwa peserta tidak di beri makan yang artinya peserta harus membawa sendiri, tetapi justru peserta yang mendaftar lebih banyak dari peserta tahun sebelumnya,” ungkap Mang Dadang.
Sedangkan peserta dari Jogjakarta, Yudistira mengatakan, dirinya beserta teman-temannya datang dari Jogjakarta, “Kami datang jauh-jauh ke acara ini dengan modal sendiri, tanpa ada sponsor, apalagi bantuan uang Pemerintah, modal kami adalah cinta lingkungan, di mana di sini kami bisa bisa sharing dan berkumpul dengan komunitas pecinta lingkungan, bagaimana berperan aktif memelihara dan menjaga bumi ini tetap lestari,” ujarnya.
Sedangkan Abah Jim dan Kang Aang selaku penggiat lingkungan dan seni Jawa Barat berpendapat, lingkungan hidup dan seni tidak bisa di pisahkan, lingkungan hidup bukan hanya berarti pepohonan, gunung, sungai, tetapi lingkungan hidup mempunyai arti luas bukan hanya alam tetapi tingkah laku manusia, di mana yang terpenting bagaimana manusia memperlakukan, menghargai, dan menjaga alam tersebut supaya lestari, “Contoh sungai Cikapundung rusak oleh siapa? ya oleh manusia yang tidak mencinta alam,” ujar Abah Jim.
Selain para peserta, para pencinta dan penggiat lingkungan hidup, hadir pula Prof. Bambang Q Anes Guru Besar Uin Sunan Gunung Djati Bandung, Rinto mewakili Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Rumah Bersama Pak Deden (Wa Deden), DAS Citarum Ciliwung Pina Ekalipta, Adjang Perwakilan Kapolda Jabar dari Brimob, serta perwakilan dari Pangdam III/Siliwangi, Brigjen Sugiono.
Ada yang berbeda pada acara jambore kali ini, peserta, panitia dan tamu undangan sangat terbawa emosional, di mana mereka harus berpisah dan melanjutkan perjuangan menjaga konservasi di tempat masing-masing.
Acara ditutup oleh Pina Ekaliptadari dari DAS Citarum Ciliwung, dengan penampilan seniman act move, “Salut dengan konsep murah meriah tapi berkesan mewah, saya sangat terinspirasi dan ingin mengadopsi konsep sekarang untuk kegiatan DAS Citarum Ciliwung,” kata salah satu Panitia, Hadi Lesmana.
“Kami bersyukur antusiasme yang begitu menggebu-gebu dan penuh semangat dari para peserta yang umumnya kawula muda begitu peduli menjaga lingkungan hidup, hal ini menambah semangat kami untuk terus konsen menjaga bumi ini, agar tetap lestari dan tetap melaksanakan acara Jambore Konservasi Nasional setiap tahun, baik itu ada sponsor, maupun tidak ada, tetap gaspol terus,” ujar Hadi Lesmana.
Seperti diketahui, Acara Jambore Nasional Konservasi ini bukan ajang seremonial belaka, tetapi bagaimana menyatukan gagasan, ide dan pemikiran bagaimana bumi ini bisa tetap lestari serta bisa terus di giatkan, dilaksanakan pada hari ini dan hari depan, dan mengkader anak anak muda supaya lebih peduli terhadap lingkungan hidup.
Sebagaimana tujuan Jambore Nasional Konservasi Merah Putih 2024 yakni:
1. Membentuk gerakan Gerak bersama jaga bumi serta mencari tokoh untuk menjadi Pemimpin di gerakan (gerak bersama jaga bumi).
2. Terkumpulnya masukan dan gagasan untuk menyusun gerakan kongkrit dan berkesinambungan.
3. Menyusun Kerangka dan master plan Gerakan Bersama konservasi alam di kawasan pasca tambang berbasis peran aktif masyarakat dan pelaku bisnis sebagai supporting pemerintah dalam program konservasi alam.
4. Menjadikan dan membangun pemahaman nilai-nilai konservasi alam adalah sikap hidup dan budaya bangsa yang harus terinformasikan dan terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakat sehingga terwujudnya semangat gerakan bersama semua lini.
5. Menciptakan gagasan-gagasan baru dalam gerakan konservasi alam.
6. Mendorong peran aktif masyarakat seara dini, efektif dan efisien untuk melakukan gerakan menjaga dan melestarikan lingkungan dimulai dari ingkungannya sendiri. (BRH / HAD)